
Anggota TSAK Kelurahan Bukit Tunggal membawa mesin alkon untuk mengecek kelaikan sumur bor yang berada di Jalan Hiu Putih, Senin (20/7).
PALANGKA RAYA-Mobil Tim Serbu Api Kelurahan (TSAK) Bukit Tunggal berhenti setelah melihat plang tanda adanya sumur bor. Lokasinya di Jalan Hiu Putih, Kelurahan Bukit Tunggal. Petugas langsung menurunkan mesin alkon atau mesin pompa air. Mereka berjalan menuju lokasi sumur bor. Menyeberangi parit. Mengecek kondisi fisik dilanjutkan dengan mencoba kelaikannya. Slang dipasang, lalu mesin dihidupkan. Sekitar dua menit kemudian, air keluar dengan derasnya. Setelah selesai di tempat itu, mobil bergerak lagi. Sekitar kurang lebih 200 meter dari lokasi pertama. Di situ mobil berhenti. Kali ini lokasi yang dituju petugas cukup jauh, Sekitar 250 meter dari bibir jalan.
Medan jalan yang dilalui berlumpur. Sebelum masuk ke titik koordinat, dua petugas terlebih dahulu masuk ke dalam untuk mencari lokasi pasti keberadaan sumur bor. Saat telah ditemukan, petugas memberi kabar melalui handy talky (HT). Kemudian tiga petugas lain menyusul dengan membawa serta alat pompa dan slang air untuk mengecek kelaikan sumur bor. Hasilnya, dipastikan bisa digunakan. Memang ada beberapa ditemukan dalam kondisi rusak. Akan tetapi, sudah ditangani pihaknya. Selain mengecek sumur bor, juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi pengecekan.
Ketua TSAK Bukit Tunggal I Wayan Bimoseno mengatakan, pihaknya melakukan pengecekan sumur bor di wilayah kerjanya sebagai langkah antisipasi menghadapi karhutla. Sumur bor ini menjadi sarana untuk mengoptimalkan langkah pencegahan seperti pembasahan lahan gambut maupun upaya pemadaman jika terjadi kebakaran lahan.
“Untuk Kelurahan Bukit Tunggal sudah ada 17 sumur bor yang kami cek. Semuanya dalam kondisi bagus (berfungsi). Air yang keluar pun lancer. Kami beri sosialisasi sekaligus imbauan untuk warga agar tidak membakar lahan. Karena jika mereka membuka lahan dengan cara dibakar, itu ada sanksi hukum pidananya sebagaimana yang tertera,” ungkapnya.
Sementara itu, Lurah Bukit Tunggal Heri Fauzi yang memimpin rombongan membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan titik-titik sumur bor di wilayah Kelurahan Bukit Tunggal. Pihak kelurahan sudah membangun sepuluh titik sumur bor, sementara sekitar 50 titik dibangun oleh Dinas Lingkungan hidup (DLH) Provinsi Kalteng bekerja sama dengan TSAK Bukit Tunggal.
Lebih lanjut dikatakannya, di beberapa titik yang sudah dicek pihaknya, sumur bor masih berfungsi. Ia pun berharap agar sumur bor yang dibangun di lokasi lain yang belum sempat dipantau pihaknya dalam kondisi baik dan berfungsi.
Dikonfirmasi Badan Restorasi Gambut (BRG), untuk di Kalteng ada 16 kesatuan hidrologis gambut (KHG) yang menjadi prioritas kerja BRG. Sebagian besar wilayah target kerja BRG berada pada kawasan penggunaan lain dan hutan produksi. Sejak 2017 hingga 2019, tercatat sudah ada 13.551 IPG yang dibangun oleh BRG bersama mitra di Provinsi Kalteng. Terdiri dari 10.654 unit sumur bor, 2.875 sekat kanal, dan 115 timbunan kanal. Sedangkan kegiatan revegetasi sudah mencapai sekitar 450 hektare lahan gambut yang ada di luar areal konsesi. Rencana kegiatan tahun 2020 ini, BRG akan membangun 46 unit sekat kanal, revegetasi di lahan seluas 300 hektare, dan bantuan revitalisasi ekonomi sebanyak 39 paket.
Pembasahan ekosistem gambut dengan pembangunan infrastruktur pembasahan gambut merupakan upaya awal pencegahan kebakaran. Dalam waktu dekat, BRG bersama mitra kerjanya sudah siap melakukan pembasahan gambut untuk mencegah kemungkinan terjadinya karhutla.
Meski demikian, penurunan tinggi muka air yang berpotensi menyebabkan karhutla sangat mungkin terjadi. Karena itu, sebagai deteksi dini BRG sudah memasang 41 alat pemantau tinggi muka air di Kalteng. Sistem alat pemantau yang disebut SIPALAGA ini akan mencatat posisi penurunan tinggi muka air di KHG.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kalteng Darliansjah mengatakan, protap kegiatan yang dilaksanakan yakni saat sore hari melakukan rencana aksi dan pagi melakukan evaluasi di lapangan. Apabila di lapangan ditemukan sumur bor yang tidak berfungsi, maka dilaporkan ke pihak terkait.
“Kami memastikan sambungan antara sumur bor dengan pipa penyedot dapat berfungsi. Jika ditemukan tidak berfungsi atau rusak, maka kami koordinasikan dengan DLH Kalteng sebagai leading sector sumur bor ini,” ucapnya.
Dikatakannya, patroli yang dilakukan petugas bermaksud memberi sosialisasi sekaligus imbauan perihal pencegahan karhutla. Patroli dan pengecekan sumur bor ini dilakukan saban hari. Selain itu, patrol itu juga dimaksudkan untuk memastikan fasilitas-fasilitas penanganan kebakaran tetap berfungsi.
“Kami dalam hal ini petugas dari provinsi memberikan contoh kepada kabupaten/kota se-Kalteng, bahwa dalam rangka pencegahan karhutla pada kemarau 2020 ini sudah melakukan hal-hal antisipasi,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta kepada seluruh kabupaten/kota se-Kalteng agar melakukan hal serupa. Mengaktifkan posko-posko karhutla di daerah yang rawan terjadi kebakaran. Memperbanyak kegiatan-kegiatan pencegahan seperti patroli dan pengecekan sumur bor.
“Bapak Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran sudah menyurati para bupati/wali kota se-Kalteng untuk membangun pos-pos di lapangan. Setiap hari harus ada aktivitas pencegahan,” tegasnya.
Pihaknya sangat mengapresiasi kabupaten-kabupaten yang sejauh ini sudah mendirikan pos karhutla dan disertai dengan aktivitas pencegahan yang masif. (kaltengpos/KPFM-101)