Tiga Penambang Tewas, Tujuh Masih Tertimbun

PANGKALAN BUN – Tragedi nahas di lubang penambangan emas liar di wilayah Sungai Seribu Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara (Aruta) memakan korban jiwa. Sepuluh penambang tertimbun hidup-hidup di lubang tambang sedalam 65 meter. Tim evakuasi gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri baru berhasil mengangkat tiga korban dalam kondisi sudah tak bernyawa, sementara tujuh orang lagi belum berhasil ditemukan.

Peristiwa tersebut sebenarnya terjadi Rabu (18/11) sekitar pukul 08.00 WIB. Hari itu 12 orang pekerja mulai menambang emas dengan cara menggali tanah. Penambang turun secara bergantian memasuki lubang tambang yang digali mencapai kedalaman 65 meter dan ada banyak lorongnya.

Di dekat galian tersebut ada lubang tambang yang sudah lama ditinggalkan dan dipenuhi air. Diduga saat itu para penambang tak sengaja menjebol lubang tambang yang sudah lama ditinggalkan itu. Kesepuluh penambang itu diduga disapu air bah dari lubang yang jebol. Dua orang berhasil menyelamatkan diri keluar dari lubang. Pada Kamis (19/11) kejadian tersebut baru dilaporkan ke pihak kelurahan.

Mendapat laporan tersebut, tim gabungan langsung bergegas ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Hingga Jumat sore (20/11) sudah tiga korban berhasil dievakuasi meski sudah dalam kondisi meninggal dunia. Tiga orang yang ditemukan itu bernama Yuda (24), Rana Solihat (20), dan Nurhidayat (26). Dua nama terakhir ditemukan dalam kondisi jongkok dan berpelukan.

Bupati Kobar Hj Nurhidayah bersama Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah turun ke lokasi mengoordinasi proses evakuasi. Namun, setelah tim gabungan berhasil mengangkat tiga korban, hujan lebat turun. Kondisi itu memaksa tim memutuskan menghentikan proses evakuasi dan akan dilanjutkan hari ini (21/11).

Bupati Kobar Nurhidayah menyebut, kondisi di lokasi yang kurang kondusif untuk proses evakuasi dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal tak diinginkan. Karena itu proses pencarian para korban dihentikan sementara dan dilanjutkan hari ini.

“Terima kasih kepada tim yang bekerja sudah sangat cepat melakukan upaya dan tindakan. Sementara ini pencarian dihentikan, karena cuaca tidak mendukung. Sedangkan untuk tiga jenazah sudah berhasil dievakuasi, langsung dibawa ke RSSI Pangkalan Bun,” ujar bupati.

Kondisi di lokasi kejadian, lanjut bupati, tanahnya cukup licin. Hujan yang cukup deras sangat tak memungkinkan dilakukan pencarian. Apalagi kondisi korban berada di kedalaman 65 meter + 15 meter masuk lorong simpang. Sangat menyulitkan tim dalam melakukan pencarian. Selain itu, di dalam lubang tambang itu terdapat banyak lorong.

“Itulah salah satu yang menyulitkan pencarian, apalagi lorongnya bisa 15 meter bahkan lebih,” ujar bupati.

Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah saat dihubungi Kalteng Pos (gurp kpfmpalangkaraya.com) menyampaikan, proses evakuasi dilakukan dengan mengutamakan keselamatan tim evakuasi. Pasalnya, di kedalaman 60 meter lebih, kadar oksigen sangat tipis. Kondisi itu tak baik untuk keselamatan tim pencari.

Proses evakuasi dihentikan sekitar pukul 16.30 WIB karena hujan turun cukup deras. Pihak kepolisian, BPBD, dan TNI mendirikan tenda darurat di lokasi. “Besok (Sabtu, red) kami akan melanjutkan evakuasi,” katanya.

Ketika ditanya soal berapa saksi yang sudah diperiksa, mantan Kasubdit Tipikor Polda Kalteng ini menyebut, ada beberapa saksi yang sudah diperiksa untuk mendalami kasus tersebut. Untuk saat ini pihak kepolisian masih fokus melakukan evakuasi para korban yang masih tertimbun. “Untuk saat ini kami fokus evakuasi,” ujarnya saat dihubungi Kalteng Pos, tadi malam (20/11).

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Barat (Kobar) Bambang Suherman menyayangkan adanya kejadian tersebut. Pasalnya, selama ini pihak terkait ternyata tidak mengetahui keberadaan tambang liar yang sudah lama beroperasi. Menurutnya musibah tertimbunnya 10 orang pekerja itu sungguh memprihatinkan. Karena itu ia meminta agar ada pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa nahas itu.

“Kami minta aparat penegak hukum bisa menyelidiki masalah ini, khususnya keberadaan tambang ilegal. Sangat disayangkan bahwa ada tambang ilegal yang sudah lama beroperasi tapi tidak ada tindakan apapun,”katanya.

Berkaca dari peristiwa itu, Bambang meminta adanya tindakan tegas terhadap para pengelola dan pemilik tambang liar, agar ke depannya kejadian serupa tak terulang kembali. “Kami juga sangat mengapresiasi langkah cepat para petugas melakukan evakuasi terhadap para korban,” pungkasnya. (son/ram/ce/ala)

564 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.