
PALANGKA RAYA-Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin tidak memungkiri akan adanya dampak resesi global pada tahun 2023. Sebab, sejauh ini memang terjadi resesi pada beberapa negara yang memiliki tingkat inflasi yang tinggi. Meski demikian, Mukhtarudin selalu optimistis bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut.
“Kita harus tetap optimistis, karena pemerintah juga sekarang ini sudah siapkan instrumen yang baik untuk menahan inflasi,” ucap Mukhtarudin, Kamis, (6/10).
Politikus Partai Golkar dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Tengah (Kalteng) ini mengatakan, resesi merupakan realita yang hampir dialami oleh berbagai negara.
“Tapi kan saya piker yang harus dilakukan adalah bagaimana menyikapi itu secara positif dan produktif,” kata Mukhtarudin menanggapi sambutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Parliamentary Forum in the Context of the G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20), Rabu (5/10).
Sebelumnya Menko Airlangga pernah mengatakan bahwa seluruh dunia saat ini tengah berjuang menghadapi berbagai krisis. Salah satunya adalah krisis energi yang membuat bisnis turun dan produktivitas usaha melambat. Lonjakan harga pangan menimbulkan kelangkaan pangan. Padahal pangan sangat penting untuk menghidupi jutaan orang yang mengalami kelaparan.
“Tantangan itu hanya bisa kita atasi jika kita bersatu. Rasa kemanusiaan dan solidaritas yang kuat saat kami berkumpul di sini hari ini, dunia melihat kami dengan harapan untuk membawa perjuangan bagi rakyat,” tegas Airlangga.
Mesti demikian, Menko Airlangga menyebut kinerja ekonomi Indonesia sampai saat ini relatif memuaskan, karena mampu tumbuh di atas 5 persen semester lalu. Bahkan pada kuartal II-2022, perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,44 persen.
“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengingatkan bahwa kita akan menghadapi tantangan resesi global tahun depan, tapi pemerintah terus optimistis bahwa kita dapat mencapai pertumbuhan 5,2 atau 5,3 persen pada akhir tahun, kita juga memiliki pandangan optimistis untuk tahun depan,” ujarnya.
Optimisme itu muncul berdasarkan kinerja perdagangan Indonesia yang terus mempertahankan rekor tinggi selama 28 bulan berturut-turut. Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Agustus 2022 sebesar USD 27,91 miliar, masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama sebesar USD 22,15 miliar.
“Indonesia terus mendorong pemulihan ekonomi untuk mendukung tiga bidang, yakni kesehatan, perlindungan sosial, dan penguatan pemulihan ekonomi melalui dukungan untuk ekonomi kreatif, pariwisata, usaha mikro dan kecil menengah, serta memberikan banyak insentif pajak,” sebutnya. (pra/ce/ala/kpfm101)