Pondok di Kampung Narkoba Dibakar

Sempat Adu Mulut sebelum Polisi Dibunuh di Kawasan Ponton

SARANG NARKOBA: Wakapolda Kalteng Irjen Pol Ida Oetari Poernamasasi bersama jajaran mendatangi lokasi pembunuhan anggota polisi di kompleks Ponton, Palangka Raya, Minggu (4/11).

PALANGKA RAYA-Kasus pembunuhan terhadap anggota Polri di kawasan Ponton, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya terungkap. Beberapa terduga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Kepolisian juga kembali menyisir kawasan yang dikenal dengan julukan Kampung Narkoba itu, Minggu (4/12). Pondok kayu yang diduga menjadi tempat transaksi dan konsumsi sabu dirobohkan dan dibakar.

Wakapolda Kalteng Irjen Pol Ida Oetari Poernamasasi bersama perwira menengah serta ratusan anggota mendatangi lokasi terbunuhnya Aipda Andre Wibisono. Empat pondok kayu di kawasan tersebut dirobohkan dan dibakar. Dari pondok tersebut polisi menemukan bekas klip atau alat isap sabu. Diduga kawasan tersebut dijadikan lokasi pesta sabu.

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso yang juga turun ke lokasi, menduga pondok yang dirobohkan itu merupakan tempat transaksi sekaligus tempat menggunakan sabu.

“Dengan pembakaran ini diharapkan tidak ada lagi niat untuk membangun kembali pondok serupa, karena banyak ditemui bekas klip sabu dan alat isap, disinyalir tempat ini jadi lokasi transaksi dan konsumsi sabu,” ucap Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso, kemarin.

Kapolresta menambahkan, enam pelaku yang sebelumnya diamankan sudah dinaikkan statusnya menjadi tersangka. Sementara beberapa pelaku masih dalam pengejaran. Diduga ada satu pelaku utama di antaranya. Di kediaman pelaku utama ditemui dompet dan senjata api. Lokasinya jauh dari tempat kejadian perkara.

Terkait dugaan korban yang mendatangi tempat tersebut untuk meminta jatah sabu, kapolresta mengatakan bahwa sejauh ini masih dalam pendalaman.

“Dari keterangan saksi, sempat terjadi adu mulut, penyebabnya apa, masih dalam penyelidikan, perkembangan kasus akan kami informasikan,” tutur kapolresta.

Ia menjelaskan, kompleks Ponton ini sebelumnya sudah diprogramkan BNNK dan BNNP menjadi Kampung Bersih Narkoba (Bersinar). Terkait langkah yang diambil oleh pihak kepolisian, Haji Imuh, salah satu warga setempat berterima kasih atas tindakan aparat. Ia mengaku sejak dahulu warga setempat menginginkan kompleksnya bebas dari peredaran narkoba.

“Sejak dulu warga menginginkan kampung ini bebas dari narkoba,” tegasnya.

Kasus ini juga menjadi sorotan organisasi masyarakat. Ketua Umum LSR LPMT Kalteng Agatisansyah meminta pihak kepolisian khususnya Polda Kalteng untuk segera mengungkap tuntas kasus ini. Kasus ini sebagai pintu masuk untuk mengungkap tuntas sekaligus memberantas peredaran gelap narkotika di wilayah Ponton.

Gatis, sapaan akrabnya, meminta pihak kepolisian dan aparat penegak hukum di Kalteng dengan tegas memberantas peredaran narkotika di wilayah Ponton. Ia berharap kepolisian bisa menangkap pelaku utama dalam kasus ini.

“Polisi harus bisa mengungkap siapa pemilik sabu ini sebenarnya, karena awal mula kasus ini pada sabu itu,” ujar Gatis, kemarin.

Ketika diminta tanggapan terkait kasus pengeroyokan, Gatis mengaku prihatin atas kejadian ini. Menurutnya, oknum polisi korban pengeroyokan maupun para pelaku pengeroyokan sama-sama dalam posisi sebagai korban peredaran narkoba di wilayah Ponton. Gatis menilai para pelaku pengeroyokan itu hanyalah orang-orang suruhan yang dibayar oleh para bandar besar narkotika di wilayah Ponton.

“Para pelaku kan cuma orang suruhan, pasti ada yang memerintah dan membayar mereka untuk jadi penjaga loket, menjaga loket bong, menjaga keamanan, mengawasi keluar masuk orang, polisi harus cari tahu siapa orang di balik itu,” ujar Gatis.

Gatis juga meminta aparat penegak hukum terutama Polda Kalteng dan jajaran, secara jujur dan terbuka mengungkap alasan wilayah Ponton menjadi sarang peredaran narkoba. Terutama terkait bukti dugaan oknum kepolisian yang terlibat dalam peredaran narkoba di wilayah Ponton.

“Kami minta kawan-kawan di Polda Kalteng dan jajaran bisa melihat itu dengan lebih jelas, ada apa? Kenapa sampai bisa maraknya sabu di kompleks Ponton, mengapa oknum polisi bisa keluar masuk mengambil cuk (jatah) di sini, kalau ini tidak diusut, artinya ada pembiaran,” kata Gatis.

“Saya minta para penegak hukum yang menangani kasus narkoba tidak main-main, jangan sampai bermain dalam penanganan kasus narkoba, karena banyak yang sudah jadi korban, kasihan masyarakat,” pintanya.

Ia juga berharap masyarakat menjadikan kasus ini pelajaran, agar selalu mengambil sikap menjauhi narkotika. “Terutama untuk anak-anak di bawah umur, jangan sampai terlibat dengan bisnis narkoba, karena narkoba itu kejam, kasihan kalau sudah menjadi korban, banyak yang terdampak, bukan cuma diri sendiri, tapi orang tua dan keluarga juga jadi korban,” tegasnya.  

Permasalahan ini juga menjadi perhatian praktisi hukum, Wikarya F Dirun SH MH. Ia berpendapat bahwa kasus pembunuhan ini pasti punya penyebab.

“Saya tahu aja kejadian di Puntun (Ponton), tapi saya tidak tahu detail permasalahannya seperti apa, yang pasti tidak ada asap kalau tanpa api,” kata Wikarya.

Terkait dugaan keterlibatan oknum polisi, menurutnya harus ada bukti kuat. Kalaupun benar dugaan itu, ia berharap pihak berwenang komitmen memberantas oknum yang terlibat. Menurutnya, jika benar oknum polisi yang menjadi korban meminta jatah sabu sebagaimana pemberitaan yang beredar luas, ia mengingatkan lagi peristiwa Discotiq Stadium di Jakarta.

“Belajar dari kasus Discotiq Stadium, seyogianya polisi harus responsif terhadap tempat-tempat yang berbau maksiat, jangan sampai setelah ada korban, baru diobrak-abrik,” tuturnya.

Dengan adanya kejadian yang membuktikan bahwa TKP tersebut benar-benar merupakan sarang narkoba, menurutnya, selama ini ada indikasi pembiaran terhadap tindak pidana narkotika.

“Kenapa hal tersebut bisa terjadi, jawabannya bisa bermacam-macam, bahkan mungkin ada yang berpendapat bahwa tempat tersebut merupakan sumber uang. Demi citra baik kepolisian, maka hal-hal negatif itu perlu diluruskan dengan pengungkapan kasus yang terbuka dan transparan, tegas menindak siapa pun yang terlibat,” ucapnya. (irj/sja/ce/ala/kpfm)

616 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.