Menengok Aktivitas KWT Ares Lingkungan Suradadi Karang Baru

Kelompok Wanita Tani (KWT) Ares Lingkungan Suradadi Timur Kelurahan Karang Baru patut ditiru. Ini merupakan kelompok wanita kreatif yang berhasil menyulap pekarangan rumahnya menjadi produktif. Tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi bahkan bisa menghasilkan cuan.
HAMDANI WATHONI, Mataram
LINGKUNGAN Suradadi Timur, Kelurahan Karang Baru, dicanangkan sebagai salah satu kampung tanggap inflasi oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, kemarin (19/12). Pencanangan lingkungan ini tidak lepas dari peran para anggota KWT Ares yang telah berhasil menyulap pekarangan rumah warga menjadi ladang tempat berkebun dan bercocok tanam.
Bahkan tidak hanya pekarangan rumah. Gang lingkungan pun sudah disulap dengan ditanami aneka tanaman di pagar dan tembok. Pohon tanaman pare menjulur di beberapa pagar besi milik warga. Kemudian sayuran mulai dari kangkung, bayam, hingga buah-buahan seperti strawbery ditanam di tembok menggunakan polibek. Menghiasi gang RT I Lingkungan Suradadi.
“Dari baru masuk sampai ujung sana semua warga kami menanam tanaman pangan. Mulai dari cabai, tomat dan tanaman sayur lain. Memang benar-benar dimanfaatkan pekarangannya oleh warga,” ujar Ketua KWT Ares Baiq Rokh Hilmi.
Ia menuturkan warga di Lingkungan Suradadi Timur ini memang memiliki hobi menanam tanaman produktif di pekarangannya. Kemudian mereka juga mendapatkan pembinaan dari Dinas Ketahanan Pangan melalui perogram P2L dua tahun lalu. Budi daya warga pun semakin berkembang. Akhirnya ini kemudian juga selaras dengan kampung tanggap inflasi yang dicanangkan pemerintah.
“Makanya Lingkungan Suradadi dinobatkan sebagai juara 2 Kampung Tanggap Inflasi se-Kota Mataram,” ucapnya.
Seiring waktu, warga pun mulai mengembangkan variasi jenis tanaman yang ditanam. Tidak hanya komoditi yang berpengaruh pada inflasi tetapi juga komoditi lain yang juga berpotensi untuk dijadikan makanan olahan.
“Sekarang kami mulai menanam Bayam Brazil. Ini tanaman kaya oksidan yang kami olah menjadi keripik. Sudah banyak permintaan dari berbagai toko yang ada di Mataram. Karena ini menyehatkan dan dipercaya bisa mencegah kanker,” jelas Emi, sapaanya.
Selain itu, ada juga sejumlah tanaman apotek hidup seperti jahe, jeruk nipis, hingga berbagai tanaman lainnya. KWT Ares kemudian memproduksi serbat jahe, hingga aneka makanan menyehatkan. “Makanya sekarang selain menjual tanaman, kami juga jual produk hasil olahannya,” timpal Sekretaris KWT Ares Baiq Yusmini.
Bahkan mereka juga sudah mulai mengembangkan green house yang menjadi pusat pembibitan dan pengembangan tanaman pangan. Hasil pembibitan ini juga kadang dijual dalam kegiatan Car Free Day di Udayana dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 5 ribu. Tujuannya tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan tetapi mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangannya untuk menjadi lahan produktif.
Dengan perkembangannya saat ini, KWT Ares bahkan diajak pemerintah untuk memperkenalkan produk mereka ke Malaysia dan Singapura. “Sampai ada permintaan untuk mengekspor. Cuma kapasitas produksi kami belum bisa memenuhi permintaan mereka,” ucapnya.
Kini, KWT Ares juga menjadi pusat pembelajaran dan pelatihan bagi sekolah dan perguruan tinggi. Sehingga setiap hari tempat ini nyaris tak pernah sepi. Warga yang mau beli bibit atau pupuk kandang bisa datang ke sini. (*/r3/kpfm)