
PALANGKA RAYA-Menjelang tutup tahu, Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng melaksanakan ritual Balian Nampung Sahur, Maluput Hajat, Palus Mampendeng Balai Karamat Raja sekaligus dirangkai dengan Nataru Cup-1 Tahun 2022 di Halaman Betang Hapakat DAD Kalteng. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan mulai Tanggal 28 Desember hingga 31 Desember 2022 ini.
Upacara ritual Balian Nampung Sahur, Maluput Hajat, Palus Mampendeng Balai Karamat Raja ini merupakan upacara ritual yang sudah turun temurun dilaksanakan sejak dulu oleh nenek moyang masyarakat suku Dayak sampai saat ini oleh umat Agama Hindu Kaharingan. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan mendirikan Karamat Raja, menjemput para basir untuk melaksanakan balian dan malam harinya arak-arakan membersihkan Kota Cantik Palangka Raya.
Pada 29 Desember dilanjutkan upacara balian dan mensucikan kayu dalam rangka mendirikan Balai Karamat Raja. Pada 30 Desember penyembelihan hewan yang kemudian dimasak sesuai aturan yang ada hingga. Rangkaian kegiatan diakhiri pada 31 Desember dengan penanaman kepala kerbau.
Pembukaan rangkaian kegiatan ini dilaksanakan kemarin, Selasa (27/12) dihadiri oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dan jajaran Forkopimda Kalteng. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan terimakasih kepada DAD Kalteng yang telah melaksanakan ritual ini.
“Saya manegapresiasi kegiatan ini, apalagi akan mendirikan Balai Karamat Raja, silakan. Jalankan sesuai agama dan kepercayaan kita, tidak usah ragu,” kata gubernur.
Pihaknya menegaskan bahwa setiap agama memiliki cara dan tata cara masing-masing dalam menjalankan agama dan kepercayaannya. Pihaknya juga mengapresiasi pembukaan kegiatan dilaksanakan dengan doa lintas agama.
“Ini mencerminkan kebersamaan, bahwa orang Dayak itu berada di Rumah Betang,” ujarnya.
Ketua DAD Kalteng H Agustiar Sabran menegaskan, momentum Natal dan tahun baru (Nataru) ini agar saling menjaga keberagaman dan kebersamaan. Mengingat, kebersamaan dan silaturahmi sudah mulai tergerus dengan adanya digitalisasi.
“Kita perlu merawat keberagaman dan kebersamaan ini untuk menuju Kalteng semakin berkah,” ujarnya.
Pihaknya mengapresiasi kehadiran jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan Forkopimda Kalteng yang hadir pada rangkaian kegiatan ini.
“Hal ini wujud daripada peribahasa di mana bumi dipijak, di situ langit dijungjung,” tegasnya.
Ketua Panitia ritual Balian Nampung Sahur, Maluput Hajat, Palus Mampendeng Balai Karamat Raja Parada LKDR mengatakan, rangkaian kegiatan ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan. Lantaran selama ini sudah dilindungi, diberikan kesehatan dan keselamatan serta mampu bertahan melawan cobaan di tahun sebelumnya.
“Menjadi kewajiban membayar itu dengan melakukan ritual upacara menampung sahur,” katanya saat pembukaan kegiatan di Betang Hapakat, Selasa (27/12).
Kegiatan ini, kata Parada, sebagai salah satu upaya melestarikan adat budaya tradisi yang berkembang sejak dulu di kehidupan masyarakat Dayak yang selalu dijaga dan lestarikan. Ritual ini tidak hanya untuk yang menganut agama Hindu kaharingan saja.
“Betul ini ritual yang kami yakni sejak dulu sesuai pesan suci Tuhan dalam kitab suci pengaturan yang diajarkan kepada kami, tetapi doa-doa yang dilantunkan oleh ulama basir tidak ada menyebutkan yang membedakan hanya untuk agama Hindu saja,” katanya.
Upacara ini adalah untuk seluruh umat untuk mohon keselamatan dan perlindungan dengan yang maha kuasa untuk seluruh umat beragama yang ada di dunia ini khususnya warga Kalteng. Pihaknya mengajak seluruh umat menjaga keanekaragaman sebagai anugerah Tuhan.
“Mari kita saling menghormati bersatu bersama sesama Dayak,” pungkasnya. (abw/ala/kpfm)