Cegah Gabah Keluar Daerah, Anggarkan Rp25 M untuk RMU

PALANGKA RAYA-Hasil produksi padi petani Kalteng menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng. Termasuk permasalahan yang terjadi saat ini masih banyak gabah yang keluar dari Kalteng dan diolah di provinsi lain.

Sekda Kalteng H Nuryakin mengatakan, untuk harga gabah harus disesuaikan dengan kondisi daerah. Lantaran memang harga gabah dengan biaya produksi itu tidak seimbang. Hal ini yang menjadi perhatian pemerintah.

“Jangan sampai petani ini bukan mendapat untung tetapi malah mendapat rugi. Ini nanti akan kita rapatkan bersama Bulog,” kata sekda di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (27/3).

Upaya-upaya Pemprov Kalteng dilakukan, salah satunya pembangunan rice milling unit (RMU) untuk mencegah hasil panen keluar dari Kalteng.

“Jika sudah ada RMU nanti biaya-biaya transportasi yang menjadi beban petani bisa dikurangi, hal ini nanti berhubungan dengan harga jual beras,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Irpan Rianto mengatakan, tahun 2023 ini Pemprov Kalteng sudah menganggarkan pembangunan dua RMU di wilayah tengah yakni di Pulang Pisau tepatnya di lokasi food estate dan di wilayah barat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Pihaknya menyebut, perhatian Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran terhadap petani ini cukup besar, untuk itu Pemprov Kalteng menganggarkan Rp25 miliar untuk pembangunan dua unit pabrik beras di Kalteng ini mulai dari pembangunan hingga produksi.

“Pembangunan ini sifatnya bertahap, jika anggaran untuk pembangunan komplit sekaligus memerlukan Rp100 miliar untuk satu unit,” ucapnya.

Namun, Pemprov Kalteng akan terus mendukung pembangunan pabrik beras ini untuk melengkapi alat dan sarana pendukung lainnya. “Kami akan mendukung dengan melengkapi alat sampai mereka (petani,red) bisa memproduksi beras merek Kalteng,” tutupnya. (abw/ala/kpfm)

268 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.