Kisah Muhammad Dzikri Aulia, Penghafal 30 Juz Al-Qur’an yang Penuh Inspirasi (22)

Muhammad Dzikri Aulia merupakan seorang hafiz Al-Qur’an 30 juz. Anak pertama dari dua bersaudara itu juga merupakan bintara polisi berpangkat brigadir polisi dua (bripda) yang bertugas di Polda Kalteng. Deretan penghargaan prestisius di bidang hafalan Al-Qur’an telah diraih Dzikri.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
“JANGANKAN hafal 30 juz, jika pun hanya hafal satu kata saja dari Al-Quran, maka kehebatannya akan membawa kita pada kesuksesan dan keberkahan,” ungkap Muhammad Dzikri Aulia saat berbincang dengan Kalteng Pos, Kamis (28/3).
Bintara Polri berpangkat bripda itu begitu bersemangat menceritakan pengalamannya dalam menghafal Al-Qur’an. Terakhir kali saya (penulis) bertatap muka dengannya saat ia meraih juara pertama hafalan 5 juz Al-Qur’an pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadis (MTQH) tahun 2022 lalu. Kali ini saya mewawancarai Dzikri untuk kedua kalinya, tetapi lewat WhatsApp. Tidak bisa ditemui langsung karena ia sedang bertugas di luar kota.
Putra pertama dari pasangan (alm) Marzuki Al-Hafidz dan Wahyudan itu memulai perjalanannya dalam menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Dibiasakan oleh ayahnya yang merupakan ustaz di sebuah pondok pesantren.
“Menghafal Al-Quran memang sudah dibiasakan sejak kecil oleh ayah, (alm) Ustaz Marzuki Al-Hafidz, beliaulah yang terus memotivasi saya untuk menghafal ayat-ayat suci,” ungkapnya.
Salah satu motivasi pria kelahiran 30 Agustus 2003 itu dalam menghafal Al-Qur’an adalah ketika mendengar keutamaan-keutamaan dalam menghafal. Selain itu, hal lain yang juga memotivasinya untuk menghafal Al-Qur’an yakni adanya dorongan yang sangat kuat dari sang ayah.
“Ayah juga adalah seorang hafiz Qur’an sekaligus pengajar Qur’an,” tuturnya.
Pengalaman paling berkesan dalam menghafal Al-Qur’an adalah ketika ia bisa merasakan kenikmatan bersama Al-Qur’an, mendapatkan beberapa kali kesempatan menjadi juara juara dalam perlomba Al-Quran tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Itulah yang memacunya untuk menyelesaikan hafalan Qur’an.
“Proses menghafal Al-Qur’an kurang lebih empat tahun, di luar pembiasaan menghafal Al-Qur’an sejak kecil. Selesai menghafal 30 juz saat saya duduk di bangku kelas 1 MA tahun 2019,” ungkap alumnus Madrasah Aliyah Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun 2021 itu.
Dzikri menceritakan, dalam proses menghafal Al-Qur’an, tiap selesai salat Subuh ia selalu menyempatkan diri menambah hafalan, satu hingga dua halaman per hari. Selebihnya setor hafalan ulang, satu juz per hari.
“Saat ini murojaah yang saya lakukan kurang lebih 2 atau 3 juz per hari, di tengah kesibukan bertugas di Polda Kalteng,” tutur pemuda berusia 20 tahun itu.
Ada tiga sosok yang paling memotivasi Dzikri dalam menghafal Al-Qur’an. Tiga sosok tersebut adalah (alm) ayahnya, (alm) Ustaz Marzuki Al-Hafidz, dan kedua gurunya yakni Ustaz Aini Amit dan Ustaz Khairul Atqia.
Di samping terus konsisten menghafal Al-Qur’an, untuk menguji sejauh mana hafalannya, beberapa kali Dzikri mengikuti perlombaan yang tak jarang berbuah kemenangan. Pertama kali ikut lomba pada tahun 2012 kategori 1 juz dan tilawah tingkat Kota Palangka Raya. Kala itu ia meraih juara harapan satu.
Dzikri juga menorehkan beberapa prestasi bergengsi dalam perlombaan di bidang agama. Di antaranya, juara 3 Murottal Wal Imla antar-ponpes tingkat nasional di Jawa Timur, juara harapan 1 tilawah golongan bintara pada MTQ tingkat Mabes Polri di Jakarta, juara 1 MTQ provinsi 2022 Kalteng kategori 5 juz dan tilawah, dua kali menjadi juara satu tilawah tingkat Polda Kalteng, juara 2 MTQ provinsi tahun 2018, juara harapan 1 MTQ provinsi tahun 2023 kategori tahfiz 10 juz, dan 10 besar MTQ nasional tahun 2022 kategori 5 juz dan tilawah di Kalsel.
Karena torehan prestasinya itu, Dzikri pun mendapat tiket emas untuk menjadi anggota Polri. Ia bergabung menjadi anggota Polri melalui jalur hafiz Qur’an dalam rekrutmen proaktif.
“Untuk proses dan perjuangan selama tahapan tes, alhamdulillah dilalui dengan mudah, insyaallah semua Allah Swt bantu dengan kemudahan berkat Al-Qur’an, dan yang pastinya masuk menjadi anggota Polri gratis tanpa dipungut biaya,” ungkapnya.
Kini anak sulung itu memegang prinsip, apa pun profesi dan kesibukan, sebisa mungkin tetap melakukan murojaah hafalan Al-Qur’an.
“Target saya saat ini adalah murojaah 2 atau 3 juz per hari, insyaallah,” ucapnya.
Dzikri berpesan kepada yang masih berjuang menghafal Al-Qur’an agar tetap semangat dan terus istikamah. Ia berharap agar penghafal Al-Qur’an senantiasa berbahagia, karena Allah Ta’ala telah memilih para penghafal Al-Qur’an menjadi para ahli Al-Qur’an, yang tiap hurufnya mengandung keberkahan. Bagi Dzikri, siapa pun yang mengkajinya, maka Al-Qur’an akan memantulkan kemilau hidayah indah kepadanya sebagai pedoman kehidupan.
“Berbahagialah siapa pun yang telah diberikan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an, karena ia telah mendapatkan kesempatan emas untuk senantiasa mengobrol dengan Allah Swt, mengadukan segala keluh kesah dan harapan dalam hidup, kapan dan di mana saja,” pungkasnya. (*bersambung/ce/ala/kpfm)