Simfoni Malam di UPT Taman Budaya Kalteng

Merayakan dan Melestarikan Kekayaan Musik Tradisional

UPT Taman Budaya Kalteng menyajikan gelar seni budaya dengan menampilkan aneka ragam musik tradisional. Acara ini tidak hanya bertujuan mengenalkan kekayaan musik daerah kepada masyarakat Bumi Tambun Bungai, tetapi juga kepada masyarakat Indonesia yang menyaksikan secara live streaming.

DHEA UMILATI, Palangka Raya

Petikan kecapi begitu lembut.Gong bergema megah. Bedug dengan dentumannya yang dalam, gendang yang ritmis, hingga kangkanung yang nadanya memikat. Berpadu menciptakan harmoni indah yang membangkitkan semangat penonton dan mereka yang menyaksikan secara daring.

Bunyi-bunyi alat musik tradisional tersebut membuat suasana makin magis. Membawa tiap orang yang mendengar ke kedalaman kekayaan budaya Kalteng. Pada malam yang penuh pesona itu, berbagai jenis musik dari Bumi Tambun Bungai dipertunjukkan dalam sebuah pergelaran seni yang memukau. Suasana yang meriah dan penuh apresiasi terhadap budaya lokal terasa begitu hidup di halaman panggung UPT Taman Budaya Kalteng, Jalan Temanggung Tilung XIII, Palangka Raya, Sabtu malam (29/6).

Pergelaran seni itu tidak hanya menampilkan keindahan musik tradisional, tetapi juga memamerkan kekayaan budaya melalui berbagai instrumen dan lagu tradisional. Penonton diajak untuk mengenali, mencintai, dan merasakan warisan budaya daerah ini. Tiap nada yang dimainkan merupakan upaya nyata untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan objek pemajuan kebudayaan.

“Gelar seni budaya ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Dengan harapan, seni dan budaya Kalteng dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi kebudayaan nasional,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng Adiah Chandra Sari, yang hadir secara langsung pada kegiatan malam itu.

Menurut Adiah, gelar seni budaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata strategi pengembangan dan pelestarian yang berkesinambungan. Diharapkan itu berdampak terhadap perkembangan seni budaya di Kalteng, khususnya para pelaku seni.

“Seni menjadi bagian dari budaya dan identitas suatu bangsa. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk memelihara dan mengembangkan seni, khususnya seni pertunjukan di tengah-tengah bangsa kita,” tegasnya.

Ia menuturkan, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran telah menginstruksikan agar beberapa fasilitas yang dimiliki Pemprov Kalteng secara berkala mengadakan pertunjukan seni budaya. “Kami berharap nanti mungkin tidak hanya dua atau tiga minggu, tetapi tiap minggu akan ada tampilan-tampilan yang melibatkan sanggar-sanggar seni budaya yang melibatkan para pelaku seni dan budaya untuk menampilkan seni tari maupun seni pertunjukan lain,” ungkapnya.

Kepala UPT Taman Budaya Kalteng Wildae D Binti menambahkan, gelar seni budaya tersebut bertujuan melestarikan dan mencintai seni budaya Kalteng dengan mengusung tema “Musik Kalteng untuk Dunia”. Tema itu dipilih untuk menunjukkan keunikan dan keindahan musik tradisional di Bumi Pancasila ini.

“Kami ingin agar musik-musik dari Kalteng lebih dikenal, tidak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh penonton yang menyaksikan secara live streaming. Dengan cara ini, jangkauan apresiasi budaya kita menjadi lebih luas,” ujarnya.

Acara ini juga merupakan bagian dari kesepakatan Forum Taman Budaya se-Indonesia untuk memperingati Hari Musik se-Dunia pada 21 Juni lalu. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan komunitas seni, UPT Taman Budaya berharap acara ini dapat menjadi momentum untuk membangkitkan kembali rasa cinta terhadap budaya lokal, terutama di kalangan generasi muda.

“Kami ingin kembali mengundang masyarakat untuk hadir dalam tiap kegiatan yang diadakan UPT Taman Budaya. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat membangkitkan kembali rasa cinta akan budaya Kalteng, khususnya di kalangan generasi muda,” lanjut Wildae.

Wildae berharap dapat terus mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang. Sinergi antara berbagai pihak dan antusiasme masyarakat menjadi kunci utama dalam melestarikan dan mempromosikan budaya daerah. “Semangat untuk menjaga dan menghidupkan kembali budaya lokal terus dikobarkan, agar generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai dan bangga akan warisan budaya mereka,” ungkapnya.

Pada malam itu, ada delapan penampilan yang disajikan oleh Sanggar Seni Budaya (SSB) Ruai Bahalap Taheta, SSB Lunuk Ramba, Dapur Tari Abib Igal, Ganan Lunuk Musik, Wae Band, Harmoni Antang, Yanson M. Bahen, dan Chieci Pky.

Salah satu pengunjung, Anisa, mengungkapkan kegembiraannya bisa menyaksikan pertunjukan seni tersebut. “Ini adalah pengalaman luar biasa. Saya merasa lebih dekat dengan budaya sendiri dan makin bangga dengan kekayaan musik tradisional Kalteng,” ucapnya. (ce/ram/kpfm)

323 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.