
kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Palangka Raya mulai menunjukkan penurunan signifikan. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Hendrikus Satria Budi, mengonfirmasi bahwa debit air di sejumlah kawasan rawan banjir telah surut antara 20 hingga 80 centimeter (cm). Namun, dua kelurahan masih belum sepenuhnya terbebas dari banjir.
“Saat ini sudah ada penurunan di semua kawasan rawan banjir, sekitar 20 sampai 80 cm. Meski kondisi mulai membaik, ada beberapa wilayah yang banjirnya belum sepenuhnya surut,” ungkap Hendrikus pada Senin (9/12/24).
Dua kelurahan yang masih terdampak banjir adalah Kelurahan Bereng Bengkel dan Kelurahan Kameloh Baru. Di kedua wilayah ini, aktivitas masyarakat masih bergantung pada perahu dan getek sebagai sarana transportasi. Meski demikian, Hendrikus menegaskan bahwa situasi tersebut belum memerlukan pendirian posko pengungsian karena debit air dinilai masih dalam batas normal.
“Aktivitas masyarakat di dua kelurahan tersebut masih menggunakan perahu dan getek, namun hingga saat ini tidak ada kebutuhan untuk mendirikan posko pengungsian,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hendrikus menyatakan bahwa status tanggap darurat banjir akan berakhir pada 10 Desember 2024 dan tidak akan diperpanjang. Penurunan debit air yang signifikan menjadi pertimbangan utama dalam keputusan tersebut.
“Status tanggap darurat akan berakhir pada 10 Desember dan tidak diperpanjang, mengingat kondisi debit air sudah mengalami penurunan,” tambahnya.
Meski situasi membaik, Hendrikus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak pascabanjir, seperti munculnya penyakit dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah Kota melalui BPBD akan terus memantau perkembangan situasi untuk memastikan keselamatan warga. Dengan kondisi yang semakin kondusif, masyarakat diharapkan dapat kembali beraktivitas seperti biasa dalam waktu dekat.
Salah satu warga Jalan Anoi, Rusmia, mengungkapkan bahwa ketinggian air yang sebelumnya mencapai pinggang kini telah surut hingga setinggi setengah betis orang dewasa. Penurunan debit air ini terjadi dalam dua hingga tiga hari terakhir. Meskipun hujan sempat turun beberapa hari lalu, Rusmia menyebut tidak ada kenaikan signifikan pada debit air.
“Berangsur-angsur turun. Awalnya setinggi pinggang, sekarang cuma setengah betis saja,” ujarnya sambil menunjukkan ketinggian air dengan tangannya.
Ibu dua anak ini juga bercerita bahwa keluarganya sempat mengungsi ke rumah kerabat karena air masuk ke dalam rumah mereka. Kini, setelah banjir mulai surut, Rusmia dan keluarganya telah kembali ke rumah. Namun, ia mengaku belum mengetahui informasi lebih lanjut mengenai bantuan karena sempat tidak berada di rumah selama masa pengungsian.
“Kami sudah kembali ke rumah karena air sekarang sudah di bawah lantai rumah,” tuturnya.
Dengan kondisi debit air yang terus menurun, diharapkan masyarakat dapat segera beraktivitas secara normal. Pemerintah juga mengimbau warga untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit pascabanjir serta tetap waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang bisa memengaruhi kondisi genangan air. (mut/ala/kpfm)