BARCELONA – Quique Setien tentu sudah mengetahui konsekuensi jadi entrenador FC Barcelona pada paro musim. Dia tidak banyak waktu untuk menemukan racikan taktik yang pas. Ya, PR utama Setien Barca adalah mengembalikan filosofi tiki-taka yang memudar selama bersama Ernesto Valverde. Tetapi, sebelum itu, pelatih 61 tahun tersebut harus menemukan solusi tepat menyiasati kehilangan striker Luis Suarez.
Pemain asal Uruguay itu harus menepi hingga pertengahan Mei 2020 lantaran cedera lutut kanan. Itu diperparah dengan wide attacker Ousmane Dembele yang juga masih dalam penyembuhan cedera hamstring dan diperkirakan baru pulih pertengahan bulan depan. Jadilah penggawa senior lini depan Barca hanya menyisakan Lionel Messi dan Antoine Griezmann.
Ada dua solusi yang bisa jadi opsi El Maestro–julukan Setien. Yakni, membeli atau meminjam pemain atau memaksimalkan stok pemain yang sudah ada. Untuk opsi pertama, nama striker Girona Cristhian Stuani, striker Flamengo Gabriel Barbosa, dan striker AC Milan Rafael Leao santer dilaporkan masuk radar Barca.
Tetapi, salah satu kartu truf Setien yang membuat Barca mengontraknya adalah dia tipikal pelatih yang tidak sungkan melirik talenta muda milik klub. Bukti konkret tersaji ketika dia melatih Real Betis dalam dua musim terakhir. Dua gelandang Fabian Ruiz dan Giovani Lo Celso masuk tiga besar pemain yang paling banyak digunakan Setien di Betis.
Rata-rata, kedua pemain itu membukukan 40 pertandingan. Padahal usianya kala itu belum menjejak 23 tahun. Berkat penampilannya di bawah asuhan Setien, Ruiz saat ini berkarir di Napoli dan Lo Celso bersama Tottenham Hotspur.
“Saat ini, kami harus memikirkan pemain yang ada. Sebab, yang utama adalah filosofi saat berada di lapangan,” ucap Setien seperti dilansir Mundo Deportivo.
Nah, untuk kasus Suarez, di Barca saat ini ada dua penyerang belia yang tidak terlalu sering dapat kesempatan bersama Valverde. Mereka adalah Ansu Fati dan Carles Perez. Padahal, jebolan akademi La Masia itu beberapa kali tampil memikat.
Fati yang baru berusia 17 tahun bahkan beberapa kali memecahkan rekor atas namanya. Salah satunya adalah jadi pencetak gol termuda dalam sejarah Liga Champions ketika Blaugrana menang 2-1 atas Inter Milan pada matchday terakhir fase grup (11/12) tahun lalu. Sejauh ini, Fati sudah mencetak 3 gol dan 1 assist dalam 14 laga di semua ajang. Sayangnya, dari 14 laga, hanya 4 pertandingan yang dilaluinya dengan status starter.
Perez setali tiga uang. Performanya lebih bagus dari Fati. Pemain 21 tahun itu sudah mengemas 3 gol dan 3 assist dalam 11 pertandingan yang 7 di antaranya menghuni starting line up.
Ada satu benefit lagi jika Setien benar-benar memaksimalkan talenta Fati dan Perez. Disebabkan posisi dua pemain itu adalah wide attacker, maka Griezmann akan kembali jadi striker.
Selama ini, Grizi–sapaan akrab Griezmann–“dipaksa” menjadi wide attacker kiri. Sebab, posisi striker jadi milik Suarez. Sedangkan wide attacker kanan yang jadi spesialisasinya selama ini sudah dikavling Messi.
Perubahan posisi itu yang menggerus produktivitas Griezmann bersama Barca. Sejauh ini, striker asal Prancis itu baru mencetak 9 gol dan 4 assist dari 25 pertandingan. Itu pun separonya baru tercipta dalam dua bulan terakhir. Artinya, selain menghambat produktivitasnya, perubahan posisi di Barca membuat Grizi harus adaptasi dari nol untuk menemukan bentuk permainan terbaik.
“Ada akademi luar biasa di sini (Barca, Red). Jika pemain layak mendapatkannya, kami akan mempromosikannya (ke tim senior, Red). Setiap kali ada pemain muda muncul, mereka membawa energi lebih dan bisa menularkannya ke skuad utama dengan cara yang positif,” kata Setien. (io/tom/jpg)