Dinyatakan Negatif ! Hari Ini, Tiga Mahasiswa Asal Bartim Diperbolehkan Keluar Rumah

Simon Biring

TAMIANG LAYANG-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr Simon Biring menegaskan, tiga mahasiswa asal Kabupaten Bartim yang awalnya dari informasi ikut karantina di Natuna telah berada di rumah. Menurut dia, mereka hanya menjalani observasi atau pemantauan selama 14 hari dan besok (hari ini, red) bisa keluar rumah.

Simon menerangkan, ketiga mahasiswa asal Bartim tersebut menempuh pendidikan di Nanjing, bukan Wuhan. Jaraknya 500 kilometer dari kawasan endemik.

“Jadi waktu itu semua jalur tranportasi ditutup dan mereka pulang secara pribadi melalui jalur atau land Nanjing-Bangkok menuju Jakarta kemudian Kalimantan Selatan,” ulas Simon, diwawancarai Kalteng Pos, kemarin.

Ketiga mahasiswa asal Bartim secara swadaya bergegas pulang menghindari virus korona yang merebak. Para mahasiwa tersebut tiba dan tanggal 4 Februari 2020 tadi telah berada di kediaman.

Pihaknya melakukan pemantauan sesuai standar WHO. Para mahasiswa juga dijaga tidak boleh melakukan kontak langsung termasuk dengan keluarga dengan mengenakan masker yang dipasok dan pemeriksaan petugas setiap harinya ke rumah termasuk lingkungan.

“Genap besok (hari ini, red) mereka akan mendapat surat yang menyatakan sehat karena sampai hari ini negatif. Petugas tidak menemukan adanya perubahan seperti demam, sehingga besok baru bisa keluar rumah,” ucapnya.

Para survilance dan petugas kesehatan sejak awal memantau perkembangan karena ada warga Bartim di China. Informasi observasi ketiga mahasiswa yang sebelumnya dikabarkan dikarantina di Natuna menghindari kekhawatiran dan dampak sosial yang diterima.

Simon menyebutkan, ketiga mahasiswa itu masing-masing berasal dari wilayah Bamban Kecamatan Benua Lima, dan mengambil kuliah perdagangan yang telah hampir rampung. Satu dari Tangkan studi perawat dan Ampari Kecamatan Awang yang masih masuk kelompok bahasa.

Sebenarnya, beber Simon, ada dua lagi warga Bartim berstatus mahasiswa. Yakni, dari Lalap Kecamatan Patengkep Tutui namun dikuliahkan oleh perusahaan yang berdomisili di Tanjung Tabalong Provinsi Kalsel. Satu orang tersebut telah pulang dan sekarang menjalani obeservasi di sana.

“Bersangkutan memiliki orang tua di Bartim namun ikut dengan orang tua angkat di Tanjung sehingga menjalani observasi di Kalsel,” ucapnya.

Selain itu, satu warga Bartim lain berasal dari Betang Nalong Kecamatan Patangkep Tutui masuk dalam kelompok bahasa. Ia dikabarkan tidak dapat pulang karena keterbatasan biaya. (log/uni)

277 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.