
PULANG PISAU – Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo pekan lalu langsung mengecek lokasi banjir di Desa Gandang Barat, Kecamatan Maliku, Kamis (5/3/2020). Selain melakukan pengecekan, bupati juga melakukan koordinasi lapangan dengan pemerintah desa setempat dan pemerintah Kecamatan Maliku.
Bupati menginginkan, bencana banjir di desa tersebut segera surut dan ke depan tidak terjadi lagi. Untuk mengatasi masalah tersebut bupati meminta dua perusahaan besar swasta yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit untuk membantu mengatasi banjir tahunan di desa tersebut.
“Saya meminta kepada PT SCP dan PT MKM supaya membantu melakukan penataan saluran air supaya arus air bisa lancar. Sehingga air yang dari atas bisa terbagi,” kata Edy yang saat itu didampingi Kepala DPUPR Pulang Pisau Usis I Sangkai.
Dengan penataan pembangunan saluran air, diharapkan dapat mempercepat surutnya air. “Jadi ada yang jalur ke Pangkoh V dan ke Pangkoh IX. Kalau air terurai, tertata dan mengalir dengan baik maka secara otomatis cepat surut,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Gandang Barat, Haryono mengungkapkan, banjir yang terjadi sejak 22 Februari itu telah merendam beberapa fasilitas umum. Di antaranya, fasilitas pendidikan. masjid, lapangan voli dan jalan sepanjang 3,2 kilometer.
Untuk rumah warga ada 350 kepala keluarga (KK) yang terendam banjir, 355 hektare kebun kelapa sawit dan karet, 85 hektare lahan pangan (padi) juga terendam banjir. Untuk mengantisipasi kejadian serupa pada tahun yang akan datang, kades berharap dilakukan pelebaran dan pendalaman saluran primer.
Sementara Kepala DPUPR Pulang Pisau Usis I Sangkai mengaku, untuk menindaklanjuti terkait hal tersebut, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng). “Kami masih menunggu informasi selanjutnya terkait permintaan masyarakat itu,” ujarnya.
Usis menegaskan, yang berwenang untuk melakukan pendalaman dan pelebaran saluran primer itu adalah Balai Rawa. “Untuk itu, kami melakukan langkah koordinasi terlebih dahulu. Selain itu, untuk penanganan masalah tersebut kami juga melakukan koordinasi dengan dua perusahaan perkebunan kelapa sawit di sekitar lokasi itu,” jelasnya. (art/ens/nto)