Posyandu Berperan Mencegah Stunting

BERIKAN VITAMIN: Bupati Mura Perdie M Yoseph mendampingi istrinya Lynda Kristiane Perdie yang meneteskan vitamin kepada balita di Posyandu Akbar, Sabtu (1/10).

PURUK CAHU-Dalam upaya membentuk generasi muda bangsa yang sehat dan cerdas, penanganan stunting telah dijadikan agenda nasional. Mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah bahu-membahu dan bersinergi menekan angka stunting di Indonesia. Persoalan stunting ini juga menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Murung Raya (Mura).

Stunting menyebabkan terhambatnya pertumbuhan anak dan perkembangan otak yang kurang maksimal. Stunting juga bisa menyebabkan kemampuan belajar anak berada di bawah rata-rata yang bisa berdampak pada prestasi pendidikan yang buruk. Karena itu, Bupati Mura Perdie M Yoseph memastikan Pemkab Mura terus meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap bayi dan balita, khususnya dalam penanggulangan permasalahan stunting secara bersama.

Dikatakan Perdie, dalam strategi nasional penanggulangan stunting, telah ditetapkan lima pilar pencegahan stunting. Pertama, komitmen dan visi kepemimpinan. Kedua, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku. Ketiga, konvergensi koordinasi dan konsolidasi program pusat daerah dan desa. Keempat, ketahanan pangan dan gizi. Kelima, pemantauan dan evaluasi.

“Dalam rangka pelaksanaan strategi itu, kita mengadakan Posyandu Akbar dengan tema melindungi anak-anak kita dari stunting dengan cara rutin ke posyandu,” terang Perdie saat kegiatan di Posyandu Akbar, Sabtu (1/10).

Dibeberkan bupati dua periode ini, kunci pencegahan dan penanganan stunting adalah 1.000 hari pertama kelahiran (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (baduta) perlu terus diupayakan.

Lebih lanjut dikatakannya, tujuan pembentukan posyandu adalah untuk percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) melalui pemberdayaan masyarakat.

“Maka sasaran posyandu tidak hanya untuk balita saja, tapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas,” terangnya.

Dijelaskan bupati, peran posyandu dalam penanggulangan stunting sangatlah penting, khususnya dalam upaya pencegahan stunting pada bayi dan balita, melalui pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita yang dilakukan dengan pengisian kurva Kartu Mura Sehat (KMS). Dengan begitu, balita yang mengalami permasalahan pertumbuhan dapat dideteksi sedini mungkin dan tidak jatuh pada permasalahan pertumbuhan kronis atau stunting.

Karena itu bupati meminta kepada petugas medis di tingkat desa atau kelurahan bersama para kader masing-masing untuk melakukan penelusuran terhadap bayi dan balita yang berpotensi mengalami stunting, khususnya terhadap balita yang tidak mengalami kenaikan berat badan selama dua bulan berturut-turut, balita dengan gizi buruk dan gizi kurang, balita penderita penyakit kronis TBC dan alergi, serta balita dengan gangguan metabolisme.

“Kepada camat dan lurah saya tekankan agar memfasilitasi dan mengkoordasi desa dan kelurahan dalam melaksanakan upaya penanggulangan maupun pencegahan stunting, sehingga persoalan stunting ini dapat ditangani secara bersama-sama,” pungkasnya. (dad/ce/ala/kpfm101)

389 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.