Banyak Komoditas Jadi Perhatian, dari Telur hingga Migor

Melihat Ketersediaan Pangan Menjelang Natal dan Tahun Baru

BERBURU KEBUTUHAN POKOK: Aktivitas jual beli di pasar tradisional Palangka Raya terus meningkat menjelang Natal dan tahun baru.

Isu ketersediaan pangan selalu menjadi sorotan menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN), termasuk momen Natal dan tahun baru. Ketersediaan bahan pangan yang dijual di pasaran sangat strategis, seiring meningkatnya konsumsi masyarakat.

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

MENJELANG Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru), ada beberapa komoditas pangan utama yang harus menjadi perhatian serius pemerintah. Seperti beras, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi atau kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng (migor).

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng, perkiraan kebutuhan pangan menjelang Nataru mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (lihat tabel).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok atau bahan pokok (bapok) di Kalteng menyongsong Nataru dalam kondisi mencukupi dan aman.

“Menghadapi Nataru, stok bapok di Kalteng aman, mengacu pada kondisi neraca pangan strategis wilayah Kalteng,” ucapnya saat ditemui Kalteng Pos di ruang kerjanya, Kamis (22/12).

Riza menyebut, ketersediaan bahan pangan dipastikan aman, dalam arti masih akan tersedia hingga beberapa minggu ke depan setelah Nataru. Ketersediaan bervariasi untuk tiap komoditas. Rata-rata stok bahan pangan dalam kondisi surplus, jika membandingkan ketersediaan dengan tingkat kebutuhan masyarakat.

“Untuk komoditas beras, ketersediaannya mencapai 16.846 ton, sementara tingkat kebutuhan masyarakat diperkirakan mencapai 4.754 ton. Namun ketersediaan beras ini masih di luar dari stok yang dimiliki Bulog Kalteng,” sebut dia.

Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Kanwil Kalteng Amrullah menyampaikan, jumlah total beras stok yang tersimpan di gudang Bulog sekitar 2.700 ton, baik beras cadangan pemerintah (CBP) maupun komersil.

“Kalau menghitung kebutuhan per bulan, di Kalteng ini mencapai 750 ton, jadi ketahanan stok beras kita sekitar tiga sampai empat bulan ke depan,” tuturnya.

“Ada kemungkinan ditambah lagi dengan beras dari wilayah lain, karena panen di wilayah Kalteng sekitar Maret 2023,” tambahnya.

Dengan adanya stok beras sejumlah tersebut, Amrullah meyakinkan masyarakat untuk tidak cemas kehabisan beras di pasaran, karena ketersediaan beras dipastikan aman hingga selepas periode Nataru. (*/ce/ala/kpfm)

283 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.