Dalam Dua Jam, Dua Bangunan Sekolah Terbakar

GANGGU BELAJAR MENGAJAR: Murid-murid SDN 9 Langkai hanya bisa menatap puing-puing sisa kebakaran di bangunan sekolah tempat mereka menimba ilmu, Selasa (25/7). Foto: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Senin (24/7) menjadi hari kelam bagi dunia pendidikan di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kebakaran melanda bangunan dua sekolah dasar (SD) hanya dalam tempo dua jam. Malam itu, kebakaran pertama menghanguskan bangunan SD Garing Tarantang di Desa Tumbang Manggu, Katingan, sekitar pukul 20.00 WIB. Kebakaran tersebut meluluhlantakkan gedung kantin dan perpustakaan sekolah. Kerugian ditaksir Rp350-500 juta. Informasi yang didapat Kalteng Pos, awal kebakaran dari bagian belakang kantin sekolah.

Kemudian, kebakaran kedua terjadi sekitar pukul 22.00 WIB di Palangka Raya. SDN 9 Langkai di Jalan Nyai Balau menjadi sasaran amukan si jago merah. Ruang kelas IV, ruang agama Kristen dan Islam, serta ruang kesenian ludes terbakar. Juga ada dua fasilitas sekolah yang terdampak, yakni tiga kamar mandi dan kantin sekolah.

Menurut keterangan Dahlia, guru yang menempati rumah dinas di kompleks sekolah tersebut, saat hendak tidur, tiba-tiba ia mendapat telepon dari keluarga, memberitahukan soal kebakaran di gedung sekolah tempatnya mengabdi.

“Saat saya keluar, api sudah besar dan sudah banyak petugas pemadam,” ucapnya seraya menyebut sebelumnya ia mendengar suara sirene mobil petugas pemadam kebakaran, tetapi tidak menduga bahwa kebakaran justru terjadi di sekolah tempat tugasnya.

Guru kelas VI itu mengaku tidak mengetahui asal-muasal api. Ia mengatakan, selama ini SDN 9 Langkai tidak memiliki penjaga sekolah.

Akibat kebakaran itu, tutur Dahlia, seluruh peralatan belajar di ruang kesenian, mulai dari perangkat musik kesenian tradisional hingga kostum kesenian hangus terbakar. Begitu juga buku-buku, meja, dan kursi yang biasa digunakan para murid untuk belajar.

Sementara itu, Kepala SDN 9 Langkai Herawati mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, sumber api berasal dari ruang kelas keterampilan dan kesenian yang letaknya di ujung bangunan.

Sepengetahuannya, gedung yang terbakar tersebut pernah dibangun dan direnovasi tahun 2013 lalu. Herawati mengaku sedih atas peristiwa kebakaran yang menimpa bangunan sekolah yang dipimpinnya itu. “Kami sangat berharap agar gedung sekolah yang terbakar ini bisa segera dibangun kembali sehingga dapat digunakan lagi untuk kegiatan belajar mengajar,” ungkapnya.

Dugaan sementara penyebab kebakaran yakni adanya hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Salah satu orang tua murid yang juga merupakan warga sekitar, Jo menjelaskan, kemunculan api diduga akibat adanya kabel yang putus beberapa hari lalu. Wali murid kelas II itu menuturkan, sebelumnya warga sudah memberitahu ke pihak sekolah, tetapi belum ada tindak lanjut.

“Diperkirakan penyebab kebakaran karena korsleting listrik, di belakang itu ada kabel putus, warga sudah kasih tahu ke pihak sekolah, tapi belum ada tindak lanjut untuk perbaikan, mungkin itulah penyebabnya,” ucap Jo sambil menunjuk letak kabel.

Pagi harinya, beberapa murid yang datang ke sekolah mengaku kaget saat melihat ruang kelas sudah ludes terbakar. Murid kelas IV, Daren Kusuma Gabriel mengaku sangat sedih saat melihat ruang kelasnya sudah luluh lantak. Selain itu, buku-buku yang tersimpan di atas meja guru pun ikut terbakar. Daren juga sedih karena kantin tempat orang tuanya berjuang mencari nafkah ikut terbakar.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani saat ditemui di ruang kerjanya, menyayangkan tidak adanya penjaga sekolah di SDN 9 Langkai sehingga bencana kebakaran tidak bisa dicegah. Karena itu Disdik berencana memberi imbauan ke sekolah-sekolah untuk mengecek dan melakukan pengamanan di lingkungan sekolah, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Menindaklanjuti sekolah yang mengalami kebakaran, Jayani menyebut sudah melaporkan kejadian itu ke Wali Kota Palangka Raya.

“Dalam dua hari ini akan dilakukan evaluasi dan pengecekan, untuk tahap selanjutnya bisa dilakukan renovasi secara bertahap. Sementara waktu, murid-murid yang ruang kelasnya terbakar akan dipindahkan ke ruang lain yang bisa digunakan untuk aktivitas belajar mengajar, seperti perpustakaan atau ruang lainnya, sehingga proses pembelajaran tetap dilaksanakan. (mut/sja/ovi/ce/ram/kpfm)

278 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.