Terinspirasi Acara Televisi, Bercita-cita Bangun Ponpes

SOLEHA DAN BERPRESTASI: Rike Parita Rijkiyani, Penghafal 30 Juz Al-Qur’an menunjukan trofi usai memenangi even keagamaan. Foto: DOKUMEN PRIBADI UNTUK KALTENG POS

Kisah Rike Parita Rijkiyani, Penghafal 30 Juz Al-Qur’an yang Penuh Inpirasi (11)

Rike Parita Rijkiyani (22) merupakan seorang penghafal 30 juz Al-Qur’an asal Kabupaten Kapuas. Dia sering tampil di event keagamaan tingkat kabupaten maupun provinsi. Kini ia mengikuti jejak sang ibu sebagai guru agama. Mengajar pada salah satu sekolah dasar (SD) dan juga kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya.

NOVIA NADYA CLAUDIA, Palangka Raya

BERAWAL dari kegemaran menonton acara Hafiz Indonesia pada salah satu kanal televisi, Rike Parita Rijkiyani memutuskan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Saat itu ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kapuas Kuala (2013). Namun itu masih sebatas keinginannya. Ia merasa masih perlu menguatkan tekad untuk benar-benar menjadi penghafal Al-Qur’an.

Lulus dari SMP tahun 2015, gadis yang kini berusia 22 tahun itu melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) MA Al-Muhajirin Antang. Di tempat itulah ia mulai beristikamah untuk mendalami Al-Qur’an melalui program tahfiz. Proses menjadi seorang penghafal Al-Qur’an pada usia muda tidaklah gampang. Bertahun-tahun ia menuntut ilmu di ponpes, tetapi hanya bisa menghafal 8 juz.

Meski demikian, Rike bukanlah sosok yang mudah menyerah. Ia berkomitmen menjalankan niat yang yang sudah ditanamkan itu. Perlahan ia mampu melewati berbagai halangan. Termasuk yang paling berat baginya, rasa malas.

Setelah menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren, wanita yang memiliki senyum khas dan bermata agak sipit itu melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Rakha Amuntai (2019). Sesuai dengan keinginannya, Rike terus memperdalam ilmu Al-Qur’an di bangku kuliah. Alhasil ia mampu menyelesaikan hafalan 30 juz.

“Semenjak kuliah itu sudah selesai menghafal. Ada tahapan atau trik untuk menghafal. Sering diulang-ulang agar cepat hafal. Biasanya saya harus membuat jadwal menghafal. Misalnya, selesai salat Subuh 30 menit dan sesudah Zuhur selama 60 menit. Tantangan paling berat yang dialaminya adalah rasa malas. Namun ia terus melawan itu,” ungkapnya saat dihubungi Kalteng Pos, Rabu (6/3).

Berkat keteguhan hati dan tekad yang kuat, gadis kelahiran 24 Agustus 2001 itu mulai mengikuti berbagai perlombaan secara bertahap. Mulai dari lomba tahfiz 5 juz tingkat mahasiswa (2019). Kala itu ia meraih juara 3. Prestasi itu menjadi awal yang baik baginya. Ia mampu membuktikan bahwa sesuatu pekerjaan yang dilakukan dengan niat tulus akan memberikan hasil yang baik pula.

Tak cukup sampai di situ, Rike yang saat ini tinggal di Desa Batanjung, Kecamatan Kapuas Kuala, Kecamatan Kapuas terus memacu dirinya untuk tetap mesyiarkan Al-Qur’an melalui berbagai perlombaan di tingkat kabupaten maupun provinsi. Adapun prestasi yang pernah diraihnya yakni juara 3 lomba tahfiz 5 juz tingkat mahasiswa (2019), juara 1 tahfiz 20 juz MTQ tingkat kabupaten (2021), juara 1 tahfiz 20 juz MTQ tingkat kabupaten (2022), juara 3 tahfiz 20 juz MTQ tingkat provinsi (2022), juara 1 tahfiz 20 juz MTQ tingkat kabupaten (2023), dan juara 2 tahfiz 20 juz MTQ tingkat provinsi (2023).

“Saya pengen dekat sama Al-Qur’an, pengen syiar Islam melalui Al-Qur’an. Orang tua sangat mendukung. Itu memang keinginan saya sendiri. Saya memang sering ikut lomba kategori 20 juz, tetapi kalo hafalan alhamdulillah sudah 30 juz,” lanjutnya.

Anak sulung dari dua bersaudara itu lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan mengajar guru agama di salah satu sekolah dasar. Sementara sang ayah wiraswasta. Perjalanan hidupnya didukung sepenuhnya oleh orang tua serta adik laki-lakinya. Rike tumbuh dalam keluarga yang harmonis, saling mendukung, dan agamais.

Tak pelit ilmu seperti sang ibu, saat ini Rike mengajar di SD Negeri 2 Batanjung, sekaligus mengajar anak-anak belajar Al-Qur’an di rumahnya. Ia memiliki cita-cita mulia, yakni ingin membangun ponpes yang memiliki program tahfiz. Ia ingin agar Al-Qur’an makin dikenal oleh banyak orang sehingga makin banyak lagi juga yang berkeinginan menghafal Al-Qur’an.

“Menurut saya menghafal itu mudah, asalkan kita sungguh-sungguh dan komitmen,” tutupnya. (*bersambung/ce/ala/kpfm)

311 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.