Kepala BKKBN: Jangan Langsung Percaya Tuduhan Galon Polikarbonat Sebabkan Infertilitas

Banu Adikara- Senin, 5 Agustus 2024 | 21:41 WIB

Ilustrasi galon air minum. (Istimewa)

JawaPos.com – Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K), meminta masyarakat untuk tidak begitu saja percaya terhadap berita-berita yang menyudutkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galonpolikarbonat dengan mengatakan bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan reproduksi. Sebab, dalam dunia kedokteran itu, suatu makanan atau minuman itu bisa dianggap merugikan jika sudah ada bukti meta-analisa atau teknik statistika untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan.

“Kaitannya tidak signifikan antara air galon polikarbonat dengan infertilitas. Itu juga yang saya baca di beberapa jurnal. Tidak signifikan berpengaruh dan tidak signifikan di dalam air minuman dalam kemasan itu mengandung zat yang bisa menyebabkan infertilitas,” ujarnya kepada wartawan, baru-baru ini.

Dia menuturkan melakukan kajian terhadap beberapa jurnal itu sudah sejak setahun lalu sejak mengetahui adanya isu yang mengait-ngaitkan air galon Polikarbonat dengan penyebab infertilitas. “Saya juga pernah ditanyai hal yang sama wartawan setahun lalu terkait isu ini, dan saya langsung meneliti jurnal-jurnal dan saya kumpulkan, ternyata tidak ada yang menyebutkan hal itu,” tuturnya.

Ia melanjutkan bahwa di dunia kedokteran, suatu makanan atau minuman itu bisa dilarang karena sudah merugikan, misalnya menyebabkan terjadinya infertilitas. Menurutnya, itu juga kalau sudah ada bukti meta-analisa atau statistical review antar center penelitian. “Maksudnya, misalkan ada center penelitian di Australia, Amerika, Tiongkok dan Asia yang menelitinya dan hasilnya sama. Nah, itu baru menjadi rekomendasi. Tapi, kan belum ada yang menunjukkan hasil yang seperti itu hingga saat ini,” tukasnya.

Jadi, menurutnya, jika belum ada rekomendasi dari asosiasi misalkan terkait infertilitas ini dari ahli antropologi atau ada kolegium antropologinya, itu tidak bisa direkomendasikan sama sekali. Sampai hari ini, menurutnya, tidak ada rekomendasi dari kolegium antropologi yang menyatakan untuk melarang penggunaan air galon polikarbonat.

“Jadi, kalau di kedokteran itu selalu kita berdasarkan evidence based yang sifatnya orang banyak dan yang sudah terbukti di seluruh wilayah. Sehingga itulah jadi rekomendasi. Tapi, sebelum ada rekomendasi itu maka kita tidak bisa menganggap itu dilarang atau berbahaya,” ungkapnya.

Jadi, lanjutnya, perlu ada bukti-bukti dari kolegium obgin yang merekomendasikan untuk melarang menggunakan air galon polikarbonat. “Tidak ada rekomendasi tentang itu sampai sekarang dari pihak obgyn,” katanya.

Hasto menuturkan, infertilitas di Indonesia mayoritas disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi. Pada wanita, misalnya, seperti penyakit keputihan di mana ada infeksi yang menyebabkan saluran telurnya buntu. 

Akhir-akhir ini juga sudah banyak disebutkan penyebab infertilitas karena kegemukan atau overweight. Ini bisa menyebabkan perempuan itu akhirnya kemudian kelebihan hormon androgen. Sedang pada laki-laki, infertilitas biasanya terjadi pada laki-laki perokok dan peminum alkohol sehingga menurunkan fertilitasnya. (jpc/kpfm)

292 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.