Optimistis Partisipasi Pemilih Meningkat

Masifnya Sosialisasi di Semua Platform Media, Menarik Minat Kaum Muda Ikut Mencoblos

kpfmpalangkaraya.com, PALANGKA RAYA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Tengah (Kalteng) menargetkan 70 persen partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) yang digelar November ini. Peningkatan jumlah pemilih terlihat pada pemilihan presiden sebelumnya, di mana Kalteng berhasil mencapai target nasional. Oleh karena itu, pada pilkada tahun ini lembaga penyelenggara pesta demokrasi lima tahunan menargetkan partisipasi pemilih mencapai lebih dari 70 persen.

“Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak, terutama untuk menarik minat generasi milenial agar menggunakan hak pilih dan menjadi pemilih yang cerdas,” ucap Ketua KPU Kalteng Sastriadi, Rabu (13/11/24).

Sastriadi mengatakan, KPU mendorong terus partai politik peserta pemilu untuk berperan aktif dalam memberikan edukasi tentangnya pentingnya satu suara dalam menentukan masa depan daerah selama lima tahun ke depan.

Dalam pilkada serentak 2024, daftar pemilih tetap (DPT) Kalteng tercatat sebanyak 1.960.053 orang, yang tersebar di 4.446 tempat pemungutan suara (TPS), 1.531 desa/kelurahan, 136 kecamatan, serta 14 kabupaten/kota.

“Jumlah tersebut sudah ditetapkan oleh KPU Kalteng dan telah disampaikan ke tiap pasangan calon, partai pengusung, maupun ke publik,” ungkapnya.

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran juga menargetkan angka partisipasi pemilih mencapai 90 persen pada pilkada kali ini. Gubernur menginstruksikan KPU Kalteng aktif menyosialisasikan pemilu sebagai pesta demokrasi lima tahunan.

“Sebagai Gubernur, saya berharap partisipasi pemilih di kabupaten/kota se-Kalteng bisa mencapai 90 persen,” kata Sugianto dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2024 di Aula Jayang Tingang, Rabu lalu (9/10).

Gubernur juga telah meminta izin dari KPU dan Bawaslu untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi, seperti jalan sehat di beberapa kabupaten maupun sosialisasi di pasar-pasar untuk mempromosikan pasangan calon peserta pilkada.

“Tujuannya agar masyarakat benar-benar memanfaatkan hari libur nanti untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilih,” tambahnya.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Farid Zaky, memprediksi partisipasi pemilih pada Pilkada Kalteng kali ini akan meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh persaingan ketat pasangan calon peserta pilkada yang mencerminkan keterwakilan yang lebih luas.

“Selain itu, maraknya sosialisasi melalui media sosial dan kehadiran relawan muda, turut menarik minat generasi milenial dan Gen Z untuk ikut serta dalam pemilu,” ungkapnya, Rabu (13/11/24).

Menurutnya, sistem pilkada serentak turut berpengaruh terhadap peningkatan partisipasi pemilih, di mana tiap daerah fokus pada persiapan pemilihan, yang membuat masyarakat lebih terlibat. Selain itu, berakhirnya masa kepemimpinan dua periode saat ini memberikan peluang perubahan, yang menjadi daya tarik bagi peningkatan partisipasi pemilih.

Farid juga menyoroti kendala partisipasi di daerah pedalaman, di mana sebagian masyarakat masih belum sadar akan pentingnya pemilu. “Partisipasi itu memiliki berbagai tingkatan, mulai dari kerelaan, kesadaran diri, hingga yang perlu dimobilisasi. Di daerah pelosok, partisipasi mungkin membutuhkan daya tarik tambahan, selain informasi saja yang sering kali bersifat transaksional,” jelasnya.

Farid menambahkan, partisipasi masyarakat pedalaman umumnya bukan partisipasi murni, melainkan hasil dari mobilisasi massa. Pemerintah daerah dan penyelenggara pemilu mengadakan acara-acara menarik, seperti jalan sehat, konser akbar, dan undian berhadiah untuk menarik partisipasi masyarakat.

Menurutnya, kegiatan semacam ini bisa menjadi daya tarik bagi akar rumput, sehingga pada 27 November nanti masyarakat diharapkan bersedia menggunakan hak pilih. Meski begitu, masih akan kemungkinan warga yang memilih golput, karena masih ada sebagian masyarakat yang apatis terhadap hajatan lima tahunan ini.

“Kita tidak bisa memungkiri bahwa hal itu pasti terjadi. Banyak faktor yang memengaruhi. Salah satunya adalah pola pikir masyarakat yang merasa bahwa memilih atau tidak, hidup mereka tidak akan banyak berubah,” ujar Farid Zaky. (irj/ce/ala/kpfm)

286 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.