Disdagperin Monitor Harga Beras dan Minyak Goreng Tiap Hari

PALANGKA RAYA-Harga pangan atau bahan pokok (bapok) di Kalteng berpotensi mengalami kenaikan. Potensi itu kemungkinan bisa terjadi menjelang Natal dan tahun baru (nataru). Beberapa komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan sudah masuk dalam perhatian pemerintah. Kondisi ini membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng sangat konsentrasi melakukan upaya menekan atau mencegah melambungnya harga pangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H Nuryakin mengatakan, ada beberapa kabupaten yang disparitas harga bapok cukup tinggi. Seperti Barito Utara (Batara) dan Pulang Pisau (Pulpis) serta kabupaten/kota lain yang sejak saat ini sudah harus diperhatikan terkait potensi kenaikan harga yang bisa saja terjadi. Lebih-lebih menjelang Nataru, yang mana konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
“Kalau kita melihat lagi, ada beberapa kabupaten yang disparitas harga ya, seperti Barito Utara, Pulang Pisau, dan kabupaten/kota lain di Kalteng ini harus menjadi perhatian kita,” tutur sekda usai rapat virtual bersama jajaran perangkat daerah (PD) dan pemerintah pusat bertajuk Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di Daerah Bersama Menteri Dalam Negeri, di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (28/11).
Sejauh ini upaya pengendalian harga bapok di pasaran dilakukan dengan pengadaan operasi pasar. Dikatakan sekda, upaya-upaya yang sudah dilakukan sebelumnya, seperti menggelar pasar penyeimbang, pasar murah, maupun satgas pangan yang turun ke lapangan untuk melakukan sidak, mesti lebih diefektifkan lagi. “Apalagi sudah menjelang nataru, ini harus menjadi konsentrasi kita bersama,” ucapnya.
Sebagai upaya mencegah kenaikan harga selama nataru, lanjut sekda, baru-baru ini pihaknya telah melaksanakan pasar penyeimbang dan pasar murah. Juga mengecek ketersediaan pangan di salah satu kabupaten yang menjadi sampel penilaian inflasi, yakni Kotawaringin Timur.
“Kemarin kami ke Kotim untuk cek ketersediaan pangan, sampai saat ini stok pangan relatif tersedia dan stabil, dalam tiga bulan ke depan masih cukup,” tuturnya.
“Namun untuk harga, tergantung permintaan,” tambahnya.
Terkait bapok yang berpotensi mengalami kenaikan menjelang nataru, sekda tidak menyebut terinci komoditas bapoknya. Ia hanya mengatakan, saat ini pihaknya masih terus memantau bapok mana saja yang akan mengalami kenaikan nanti. Jika ada barang-barang yang naik, pihaknya akan dibantu oleh pemerintah pusat untuk intervensi, agar harga bisa normal kembali.
“Jadi bapok penting tiap hari dipantau, ada datanya, kalau nanti melewati angka merah, pihak kementerian bisa ikut melakukan intervensi,” tuturnya.
Disinggung mengenai upaya konkret ke depan dalam menekan atau mencegah kenaikan harga bapok jelang nataru, sekda mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan operasi pasar sebagai upaya jangka pendek dalam menanggulangi kenaikan harga barang di pasaran. Upaya jangka menengah juga sudah dilakukan, seperti penanaman cabai, pembuatan alat penggiling padi (RMU), pembangunan gudang untuk mendukung produksi pangan, menjalin kemitraan dengan instansi terkait seperti Bulog, dan kerja sama antardaerah untuk mendukung kesediaan pangan di Kalteng.
Mengenai potensi kenaikan beberapa komoditas, lanjutnya, terdapat beberapa jenis barang yang sudah menunjukkan kenaikan jelang nataru. Sebagai contoh, meningkatnya harga tiket pesawat dan harga beras jelang nataru.
“Tiket pesawat selama periode nataru kelihatan memengaruhi juga, juga harga beras naik 100 rupiah, sampai tiga persen, mudah-mudahan strategi jangka menengah dan jangka panjang bisa dimaksimalkan,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng Aster Bonawaty mengatakan. jelang nataru, bapok yang perlu diwaspadai adalah beras dan minyak goreng.
“Itu yang selalu kami pantau tiap hari, kami upayakan agar harga beras tidak naik, karena kalau naik sedikit saja akan berpengaruh pada inflasi, minyak goreng juga,” ucapnya kepada Kalteng Pos, Senin (28/11).
Aster menyebut, sejalan dengan strategi TPID dalam mengendalikan inflasi, pihaknya terus mengadakan operasi pasar, meliputi pasar murah, pasar penyeimbang, dan sidak pasar, agar harga-harga bapok tidak melambung tinggi.(kaltengpos/101kpfm)