Setelah single “Dead Light” yang diluncurkan di awal tahun 2022, Aisha Keem kembali meluncurkan single berjudul “Happiness”. Kali ini putri sulung dari pasangan Irfan Hakim dan Della Sabrina berkolaborasi dengan Putri Ariani.
Anak muda yang berbakat, itulah Aisha Keem dan Putri Ariani. Aisha selain lihai pencak silat hingga pernah meraih medali emas dalam perlombaan pencak silat se-DKI Jakarta, ia juga pandai menari. Putri sulung dari pasangan Irfan Hakim dan Della Sabrina ini, juga piawai menunggang kuda serta bernyanyi.
Putri Ariani, putri sulung dari pasangan Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty, adalah pemenang dari acara pencari bakat Indonesia’s Got Talent 2014 dimana pada saat itu Putri masih berumur 9 tahun. Walaupun memiliki keterbatasan penglihatan, Putri memiliki banyak prestasi dalam karier bermusiknya dan sudah mengeluarkan banyak single.
Berawal dari kunjungan Putri ke kediaman Irfan Hakim untuk membuat vlog, kemudian Putri diperkenalkan kepada Aisha. Di awal perkenalan, karena memiliki hobby yang sama, yaitu menyanyi dan menciptakan lagu, Aisha membahas tentang lagu ciptaannya dan Putri menterjemahkan nada dalam denting piano. Seperti sudah berteman sejak lama, obrolan mereka berkembang menjadi lebih intens dan akhirnya menjadi sebuah persahabatan. Komunikasi jarak jauh, Aisha di Jakarta dan Putri di Jogja, tidak menjadi hambatan dan malah menjadi sebuah semangat untuk mereka berdua dalam menghasilkan karya kolaborasi seperti ini.
Sebetulnya lagu dan lirik ini dibuat oleh Aisha, sekitar bulan Mei 2022. Inspirasi lagu datang ketika dia merasa tidak bahagia . “Sebenarnya bisa gak sih gua dapat kebahagiaan itu, sepertinya susah banget, kenapa kebahagiaan itu gak dateng-dateng” demikian pikir Aisha pada saat itu. Kemudian Aisha menuangkan kegelisahannya tersebut dalam lirik Bahasa Inggris yang berkembang menjadi sebuah lagu dan Putri mengalih bahasakan lirik Happiness ke dalam Bahasa Indonesia.
Aransemen musik dikerjakan oleh Irwan Simanjuntak yang biasa bekerja sama dengan penyanyi papan atas Indonesia seperti Rio Febrian, mendiang Glenn Fredly, Afgan, Project Pop, dan lain lain. Tak heran jika iramanya harmonis walaupun ringan dan mewakili perasaan emosi anak seusianya.
“To the next level, musiknya Aisha bersama Putri ini. Videoklipnya mewakili cerita anak muda yang mencari kebahagiaan hakiki itu ada di diri sendiri. Keren!” komentar Raffi Ahmad setelah mendengarkan lagu dan videoklip “Happiness”.
Lahir di Bandung pada tahun 2008 silam, Aisha mulai menyanyi sejak usia 6 tahun, ia lantas mengasah bakatnya dengan mengikuti latihan vokal. Aisha sudah beberapa kali mewakili sekolahnya untuk menjadi duta seni dengan menari di negeri tetangga. Bukan hanya bernyanyi, Aisha juga serius menggeluti olahraga berkuda. Ini terbukti dari salah satu prestasinya menjadi juara pertama dalam 2022 ESC 5 Show Jumping 70-90 cm open dan juara kedua di 2022 D’Riders Prime Show Jumping 90 cm. Tak heran jika ia pun ingin menjadi atlet berkuda profesional dengan terus giat berlatih untuk persiapan Kejurnas.
Sedangkan Putri Ariani, sudah mulai memperlihatkan bakat musiknya sejak umur 2 tahun, Putri meniru bunyi suara yang didengarkannya. Begitu banyak prestasi musik Putri, dimana karirnya dimulai dengan menjadi pemenang acara pencarian bakat di tahun 2014, kemudian ketika Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018 Putri mendapat kesempatan membawa lagu “Song of Victory” di acara pembukaan pesta olahraga Disabilitas se-Asia, untuk memberikan semangat para atlit Disabilitas.
Putri piawai dalam bermain piano dan sangat produktif menciptakan lagu, termasuk menciptakan lagu ‘Hanya Rindu’ untuk mengenang sosok almarhum ayah artis papan atas Indonesia, Irfan Hakim.
Ruben Onsu pun memberikan apresiasi terhadap lagu dan videoklip ‘Happiness’, “Suatu terobosan dari Aisha dan Putri, mulai dari lagu sampai ke video klipnya”. Begitu juga Rina Nose yang selalu menunggu karya karya dari Aisha, “Suaranya Aisha dan Putri, mampus edan, dan cerita video klipnya relate banget dengan dunia anak muda. Pengalaman Aisha sama banget dengan pengalaman aku, tapi bedanya Aisha menjadikannya sebuah karya.”
