INFO HAJI
PALANGKA RAYA-Tiga kloter jemaah haji Kalteng sudah diterbangkan ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji 1444 Hijriah. Dimulai dari kloter 3, kloter 4, dan terbaru kloter 5 yang diterbangkan dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin ke Madinah, Minggu (4/6). Jumlah jemaah haji yang tergabung kloter 5 sebanyak 328 orang. Namun ada dua jemaah haji yang mutasi keluar dan dua jemaah yang masuk.
Ketua PPIH Banjarmasin H Muhammad Tambrin menyebut, dua jemaah yang mutasi keluar yakni Rasid Samangun Tarmijan dan Muhammad Jidak. Kuota keduanya diganti oleh dua jemaah mutasi masuk atas nama Swarga dan Muhirah Wahab. Dengan demikian jumlah jemaah haji kloter 5 tidak ada perubahan.
HM Tambrin mengatakan, jemaah haji kloter 5 embarkasi Banjarmasin berjumlah 323 orang merupakan gabungan jemaah dari Kabupaten Kotawaringin Barat, Barito Timur, dan Lamandau, ditambah 5 petugas kloter. Jemaah kloter 5 diterbangkan menggunakan dua pesawat, yakni pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 8105 yang ditumpangi 281 jemaah. Pesawat ini terbang dari Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin sekitar pukul 04.15 Wita dan langsung menuju Madinah. Pesawat kedua bernomor penerbangan GA 5360 yang terbang sekitar pukul 04.30 Wita, dengan mengangkut 46 jemaah yang ikut embarkasi Solo kloter 38 dan 39.
Tambrin berpesan agar jemaah fokus menjalankan ibadah. Selain itu, ia juga meminta jemaah haji menjaga kesabaran, termasuk sabar menghadapi perubahan jadwal penerbangan maupun terpisah dalam penerbangan.
Selanjutnya, kloter 6 embarkasi Banjarmasin yang berasal Palangka Raya, Katingan, Kapuas, dan Sukamara dengan jumlah 328 orang masuk Asrama Haji Banjarbaru, Senin (5/6).
Dikutip dari eng.kemenag.go.id, Kementerian Agama (Kemenag) masih menyoroti terkait keterlambatan keberangkatan jemaah haji menuju Arab Saudi. Pasalnya, keterlambatan penerbangan masih terus terjadi sampai hari ke-13 keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Arab Saudi. Keterlambatan itu terjadi baik dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab meminta maskapai penerbangan serius dalam memperhatikan kenyamanan jemaah haji. Hal itu ditunjukkan dengan sikap yang lebih kooperatif dan informatif.
“Maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, harus lebih kooperarif dalam menginformasikan setiap perubahan atau keterlambatan penerbangan. Maskapai juga harus lebih solutif,” tegas Saiful Mujab di Jakarta, Senin (5/6).
Tingkat perubahan dan keterlambatan jadwal penerbangan jemaah haji Indonesia tahun 2023 sudah cukup tinggi. Angkanya lebih dari 15 kali keterlambatan atau perubahan jadwal. Padahal, saat ini masih dalam tahapan pemberangkatan gelombang pertama yang berlangsung dari 24 Mei sampai 7 Juni 2023.
“Masing-masing maskapai yang menempatkan perwakilannya di asrama haji, tidak hanya untuk menyiapkan jadwal, tetapi juga untuk menjelaskan dan meminta maaf ke jemaah bila ada perubahan jadwal penerbangan, karena jadwal yang disepakati sebelumnya sudah disosialisasikan ke jemaah,” jelasnya.
“Saya minta hal ini menjadi perhatian serius bagi pihak maskapai, agar keterlambatan tidak terus terjadi, apa yang menjadi kesepakatan kontrak harus dipenuhi,” sambungnya.
Saiful Mujab kembali mengingatkan maskapai bahwa perubahan jadwal penerbangan mengakibatkan efek domino yang mengganggu pemenuhan layanan kepada jemaah, baik di asrama haji, maupun di Madinah dan Makkah. Sebab, hal itu berkaitan dengan masa tinggal jemaah, kapasitas, dan rotasi jemaah di asrama haji. Terlebih lagi layanan di Arab Saudi yang telah dikontrak untuk melayani jemaah haji sesuai jadwal, menjadi tidak efisien. “Kami harap potensi perubahan jadwal bisa diminimalkan. Jika ada perubahan jadwal, dalam kontrak sudah disebutkan bahwa pemberitahuan minimal 2×24 jam sebelum keberangkatan. Jangan mendadak atau bahkan baru diberitahukan setelah terjadi. Saya minta komiten maskapai, baik Saudia Airlines maupun Garuda Indonesia, terhadap kesepakatan yang sudah tertuang dalam kontrak,” tandasnya. (abw/ce/ala/kpfm)