Bonus Demografi Bisa Buat Indonesia Maju, Syaratnya Remaja Harus Sehat Mental

ilustrasi

JawaPos.com – bonus demografi yang tengah dialami oleh Indonesia harus dimanfaatkan maksimal. Sebab, situasi ini bisa mengantarkan bangsa ini menjadi negara maju. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri saat ini Indonesia telah memiliki 69 persen usia produktif dimulai dari usia 15 tahun ke atas. 

Negara-negara maju seperti Amerika, Tiongkok, Korea Selatan berhasil memanfaatkan bonus demografi menjadi satu titik kekuatan dan kemajuan. Namun juga ada negara yang gagal seperti Afrika Selatan dan Brazil. 

“Bicara tentang Pembangunan manusia, saya menemukan bahwa semua kembali kepada Dunia Pendidikan yang adalah dasarnya. Namun 3 hal penting yang perlu menjadi ukuran dasar Pembangunan manusia adalah, kualitas Ketahanan Mental, kualitas Karakter dan kualitas Kompetensi,” kata praktisi dari Life Mentor, Career Coach & CBT Therapist Life Talk Asia, Albert Egmont kepada wartawan, Selasa (22/8).

Membangun ketiga hal ini bukanlah hal yang mudah. Saat ini kualitas mental di Indonesia menjadi penghalang besar untuk mencapai kualitas manusia yang diharapkan. Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental. 

“Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku. Belum lagi di usia bekerja yang juga mengalami tantangan Kesehatan mental yang rumit,” imbuh Albert.

Memberikan edukasi serta aplikasi teknik membangun Kesehatan mental dimulai dari Dunia Pendidikan, agar dapat dilakukan untuk membangun setiap orang agar mampu membangun ketahanan mental, menjaga Kesehatan mental dan cara melepaskan tekanan negatif dalam diri secara positif adalah kuncinya. 

Ibarat otot yang perlu dibangun dengan tekanan, begitu juga Teknik dan kemampuan yang diajarkan akan menjadi sebuah dukungan yang positif untuk pertumbuhan mental sehat dan kuat. Tidak kalah penting, seseorang wajib membangun kualitas karakter yang unggul di dalam dirinya. 

Hal ini berkenaan dengan moral atau ahklak yang sangat penting sebagai dasar seseorang bersikap dan melakukan segala sesuatu di dalam kehidupannya secara sehat dan positif. Namun kualitas karakter hanya bisa dibangun dari beberapa aspek, yaitu melalui beberapa tata Kelola seperti, Kelola Mindset, Kelola Kebiasaan, Kelola lingkungan. 

“Tanpa membangun dasar yang kuat akan ketiga hal ini, maka pengembangan karakter akan menjadi suatu hal yang sulit unutk dicapai. Di Life Talk Asia kami mendampingi Remaja, Pemuda dan keluarga untuk mendapatkan hasil maksimal tentang pengembangan karakter yang berkelanjutan,” ucap Albert.

Terakhir adalah Pembangunan kompetensi manusia melalui pengenalan akan kekuatan dan arah jurusan dan karir secara tepat, akan membantu seseorang menemukan apa yang dapat dikembangkan dan kontribusikan bagi lingkungannya. Dengan adanya hal ini maka seseorang akan mampu bertumbuh dan memberikan dampak yang positif. 

Namun, fakta di Indonesia dapat dilihat bahwa Pendidikan kompetensi masih menjadi sebuah problematik. Melalui score PISA (Programme for International Student Assessment), Indonesia masih belum memiliki kompetensi yang baik jika diukur sejak tahun 2018. Indonesia masih berada di urutan sekitar 70, alias peringkat ke enam dari bawah.

Selain kurangnya pengalaman langsung dan utuh yang Remaja dan Pemuda dapatkan, menjadikan calon-calon pemimpin ini kesulitan menemukan kekuatan dan pembelajaran yang efektif. Karenanya dengan menyediakan proses agar Remaja dan Pemuda dapat memahami dirinya melalui pendampingan penemuan jurusan dan karir, serta memberikan pengalaman yang disesuaikan dengan kekuatannya akan menjadi sebuah pembelajaran yang tidak terlupakan, sekaligus mempersiapkan mereka memiliki pandangan yang lebih luas dalam aspek bekerja dan mengahadapi masalah di dalam pekerjaan mereka di masa depan nanti.

“Memang membangun keberhasilan generasi muda bukanlah sebuah perjalanan singkat, namun semuanya ini membutuhkan komitmen dan kesatuan hati untuk bergandengan tangan dari Dunia Pendidikan dan semua Lembaga terkait untuk fokus memastikan Indonesia tidak kehilangan musim emas yang akan membuat Indonesia bukan hanya Merdeka, namun juga yang terdepan di Kancah Dunia,” tandas Albert. (jpc/kpfm)

187 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.