
Apa jadinya saat sebuah lagu masterpiece band legendaris dibawakan kembali oleh tiga musisi berbakat dan diproduseri seorang musisi hebat yang sedang berada di puncak popularitas? Inilah yang terjadi pada “Lagu Cinta” dari DEWA yang dibawakan kembali oleh Afgan, Isyana Sarasvati, dan Rendy Pandugo, serta diproduseri oleh Gerald Situmorang dari band Barasuara.
Tafsiran Lagu Cinta Terbaik dari Legenda Band Indonesian Ide awal untuk memperbaharui sebuah lagu tercetus atas prinsip Project AIR yang menjadikan proyek ini sebagai wadah untuk bereksplorasi. Ketiga musisi menganggap bahwa proyek ini dapat mewakili ide yang belum pernah dilakukan dalam proyek solo masing-masing. Adapun, “Lagu Cinta” dari DEWA telah melewati sederet tahapan dan pemikiran dari masing-masing personel.
“Gue adalah penggemar berat DEWA dan sangat bersemangat mengusulkan “Lagu Cinta” untuk dibawakan kembali. Menurut gue “Lagu Cinta” adalah salah satu lagu terbaik yang pernah digarap DEWA”, cerita Afgan penuh semangat tentang alasan dibalik pemilihan lagu ini. Hal yang sama pun diungkapkan Rendy Pandugo, “DEWA adalah salah satu inspirasi gue dalam bermusik dan “Lagu Cinta” belum pernah dibawakan kembali oleh musisi manapun. It’s Such an honor”.
Mengubah sebuah karya besar populer memberikan tantangan tersendiri. “Kita ingin memberikan nuansa berbeda tapi tak ingin merubah basic pada lagu ini. Versi aslinya sangatlah grande, dibawakan dalam format band dengan sentuhan orkestra yang begitu penuh dan megah, tapi kita ingin menghadirkan nuansa yang lebih intimate dan dreamy”, cerita Isyana tentang proses penggarapan “Lagu Cinta”.
Setelah berkutat cukup lama, akhirnya diputuskan untuk menyerahkan “Lagu Cinta” ke tangan Gerald Situmorang. “Saat ditawarkan untuk memproduseri dan mengaransmen ulang lagu ini, gue sedikit khawatir karena takut merusak lagu aslinya. “Lagu Cinta” dari album DEWA “Bintang Lima” adalah salah satu album favorit gue sepanjang masa dan cukup berperan membentuk karakter gue sebagai musisi. Tapi di satu sisi, gue juga sangat excited mendapatkan kesempatan kerjasama dengan tiga musisi papan atas Indonesia”, begitu Gerald bercerita.
Pada “Lagu Cinta” versi Project AIR, Gerald Situmorang menerapkan treatment musik yang cukup unik. Ia menghindari unsur strings dan drum, menggantinya dengan instrumen piano yang dimainkan oleh Isyana dan petikan gitar dari Rendy dengan tambahan ambient dari Gerald. Sementara itu, bagian strings dan isian legendaris lain diganti dengan petikan gitar senar nylon dan beberapa bagian yang diisi dengan gitar elektrik.
Pada proyek ini, Gerald mengaku ingin mempertahankan vibe asli dari “Lagu Cinta” dan menambahkan sentuhan musik masa kini. Saat pengambilan suara dilakukan, Afgan, Isyana, dan Rendy bernyanyi saling bersahut-sahutan sehingga membawa lagu ini pada tingkat keintiman yang sangat dramatis dan sakral.
Hasil akhir dari penggarapan “Lagu Cinta” versi Project AIR memberikan sesuatu yang begitu istimewa, menyentuh, menghanyutkan, menanjakan telinga dan penuh rasa. Afgan, Isyana, maupun Rendy merasa telah berhasil menghasilkan sebuah karya yang diluar ekspektasi dengan tidak merusak esensi asli dari lagu.
Melalui perilisan “Lagu Cinta”, EP (Extended Play) dari Project AIR menjadi lengkap. “Lagu Cinta” memberikan mood baru pada EP Project Air yang sebelumnya telah diisi “Heaven” bernuasa akustik dan berubah menjadi sebuah dance track hasil kolaborasi bersama Dipha Barus, “Feel So Right” yang sangat kaya rasa, serta “Never Let Go” yang sangat lembut dan mendayu.(Sony Music Ent. Ind)