
PALANGKA RAYA-Harga gas elpiji tiga kilogram atau yang sering disebut gas melon masih tinggi. Rakyat kecil harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk mendapatkan satu tabung. Pada tingkat eceran, harga per tabung rata-rata di kisaran Rp30-40 ribu.
Hampir dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET). Padahal sehari sebelumnya, pemerintah daerah bersama aparat telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke agen. Harapannya, agar tidak ada permainan elpiji pada tingkat pangkalan.
Sehari setelah sidak yang dipimpin oleh Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Kalteng Pos kembali mendatangi pangkalan dan eceran di beberapa lokasi dalam Kota Palangka Raya, Rabu (3/4).
Dimulai dari empat pengecer di Jalan Rajawali, kemudian bergeser ke Jalan Obos, dan terakhir di Jalan Putri Junjung Buih. Dari pantauan itu, Kalteng Pos menemukan bahwa harga elpiji yang dijual sangat variatif, mulai dari Rp30 ribu, Rp35 ribu, Rp37 ribu, hingga ditemukan pengecer yang menjual seharga Rp40 ribu per tabungnya.
Di tingkat pangkalan, kisaran harga yang dijual mulai dari Rp17.500 hingga Rp20 ribu per tabung. Namun, harganya akan mencekik ketika gas melon ini dijual oleh pengecer. Seperti beberapa toko yang menjual elpiji eceran di Jalan Rajawali. Toko pertama menjual dengan harga Rp40 ribu. Beralih ke toko berikut, harganya tak jauh berbeda, yakni Rp35 ribu. Di toko kedua itu, sang pemilik toko tak lagi menjual karena habisnya stok. Ia mengatakan bahwa tabung elpiji di tokonya sudah diborong seorang pembeli.
“Ini sudah diborong mas, nggak ada lagi. Pian cari yang lain,” ucap pemilik toko kepada Kalteng Pos, sembari menunjukkan uang dari sang pemborong.(*ana/ari/ce/ala/kapos)