Peserta Sosialisasi Takjub Atas Peran Besar Ulama Dalam Membela NKRI

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di kawasan Kampung Johar Baru, Jakarta, Senin (10/2/2020). Foto: Humas MPR RI

jpnn.comJAKARTA – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) memaparkan peran ulama dan umat Islam dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Meski ulama dan umat Islam bukan satu-satunya yang berjuang membentuk NKRI tetapi peran besar mereka tidak bisa ditiadakan begitu saja,” uja HNW di hadapan ratusan masyarakat peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di kawasan Kampung Johar Baru, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Dia berharap jangan sampai bangsa ini mengalami Islamopobia karena mengira umat Islam tidak punya jasa pada Indonesia sehingga mereka dituduh dan dipojokkan. Menurutnya, dulu ulama berjuang di garda terdepan kemerdekaan.

Sebagai contoh, kata HNW, melalui Resolusi Jihad, ulama dan umat Islam turun ke medan perang untuk membela keutuhan NKRI. “Ulama dan umat Islam memiliki peran besar terhadap bangsa ini sehingga jangan dituduh radikal,” tegasnya.

Meski demikian HNW juga menegaskan agar umat Islam tidak anti-terhadap demokrasi yang ada di Indonesia. “Pancasila memberi kesempatan kepada semua untuk menghidupkan kehidupan beragama,” tegasnya.

Apa yang disampaikan oleh HNW memberi kesadaran masyarakat akan peran ulama dalam sejarah perjuangan bangsa sehingga peserta sosialisasi takjub atas besarnya peran ulama dalam ikut mempertahankan kemerdekaan Indonesia bahkan para ulama rela menerima konsensus bersama untuk menjadikan Sila I Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Salah seorang peserta sosialisasi, Rukdiati, menyampaikan kini ia lebih mengerti peran besar ulama dalam pembentukan NKRI. Ia merasa selama ini peran ulama cenderung tidak dimunculkan dalam buku-buku sejarah. Oleh karena itu, menurutnya penting baginya slogan Jas Hijau terus dikemukakan.

“Pak Hidayat menyampaikan kepada kami bahwa tidak cukup dengan Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah), tetapi juga Jas Hijau (jangan sekali-kali menghilangkan jasa ulama),” ujar Rukdiati.

Peserta lainnya, Melly Wijaya, dari kelurahan Tanah Tinggi, menyatakan kekhawatirannya akan anak-anak zaman sekarang yang mungkin sudah lupa dengan sejarah. Oleh karena itu, dia merasa Sosialisasi 4 Pilar dapat memahamkan kembali proses perjalanan bangsa hingga terbentuknya NKRI, termasuk peran besar ulama di dalamnya.

“Dari pemaparan Pak Hidayat, saya menjadi paham bahwa terbentuknya NKRI tidak lepas atas perjuangan ulama dan umat Islam,” ujarnya.(jpnn)


204 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.