
Polda Kalteng Gelar Lomba Desa Pantang
ANCAMAN Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) selalu datang tiap musim kemarau. Bencana kabut asap selalu menjadi kabar kurang baik saban tahun. Ini adalah salah satu tugas berat menanti kepolisian, TNI, dan instansi terkait di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda. Polda Kalteng sudah mulai bergerak. Mereka mengajak semua elemen masyarakat bergandengan tangan menghadapinya.
Jangan sampai tercium asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalteng. Itulah harapan Kapolda Kalteng Irjen Pol Drs Dedi Prasetyo. Tentu hal ini juga menjadi asa masyarakat Bumi Tambun Bungai. Untuk itulah jajaran Polda Kalteng mengajak semua pihak terlibat menjaga hutan dan lahan di daerah masing-masing. Terkhusus warga masyarakat dari tingkat paling bawah. Dimulai dari pedesaan.
Salah satu cara melibatkan masyarakat adalah dengan menggelar Lomba Desa Isen Mulang (Pantang Mundur). Lomba itu diadakan untuk merangsang kepedulian sekaligus membentuk karakter masyarakat. Bukan hanya terkait Karhutla, lebih penting dari itu adalah kecukupan pangan di Bumi Tambun Bungai ini, juga merupakan bagian dari upaya untuk mengecah pendemi virus Covid-19 yang sudah massif.
Desa merupakan ujung tombak dalam menjaga ketahanan pangan dan mencegah karhutla. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat juga akan menghadapi tatanan new normal life atau kehidupan normal baru. Sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo, masyarakat menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah persebaran Covid-19.
Masyarakat harus membiasakan diri menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak aman ketika beraktivitas. “Kami dari Polda Kalteng ingin mewujudkan desa yang memiliki kecukupan pangan, mencegah karhutla, dan memutus peredaran Covid-19. Kedisiplinan masyarakat adalah kunci. Kebiasaan masyarakat yang positif juga diyakini bisa mengatasi tiga masalah itu,” kata Kapolda Kalteng Irjen Pol Drs Dedi Prasetyo kepada Kalteng Pos, beberapa hari lalu.
Terkait karhutla, satu sisi polisi akan bertindak tegas dan pada sisi lainnya polisi akan melihat kearifan lokal yang sudah ada di Bumi Pancasila ini. Terutama dalam tata cara membuka lahan baru yang sudah turun-temurun diwariskan. Sosialisasi akan terus digencarkan. Melibatkan bhabinkamtibmas dan babinsa yang ada di tiap-tiap desa.
“Masyarakat harus bisa memilah, mana lahan yang bisa dibakar untuk membuka lahan dan mana yang tidak,” ujar Dedi.
Mantan Karopenmas Divhumas Polri ini menekankan, bahwa dalam membuka lahan untuk tujuan menjaga kecukupan pangan, selain melibatkan tokoh adat, masyarakat bisa berkomunikasi dengan perangkat dan aparat desa. “Masyarakat silakan melapor ke perangkat desa, babinsa, dan bhabinkamtibmas,” pungkas alumni Akpol angkatan tahun 1990 ini. (kaltengpos/KPFM-101)