SAMPIT-Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H.Halikinnor meminta masyarakat terus mewaspadai paham-paham yang dinilai berbahaya yang bisa merusak persatuan umat dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberadaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangat penting dan sangat membantu pemerintah, khususnya dalam pembinaan umat maupun masyarakat secara umum.
“Tantangan MUI saat ini semakin besar. Mereka harus bisa menangkal dan melindungi masyarakat dari paham-paham yang berbahaya dan tidak sesuai dengan negara kita. MUI juga bertanggung jawab membina organisasi-organisasi keagamaan dan dakwah serta membina umat,” kata Halikin saat menghadiri pengukuhan Dewan Pimpinan MUI Kabupaten Kotim masa Khidmat 2022- 2026, Sabtu (8/1).
Menurutnya Kabupaten Kotim merupakan daerah terbuka, orang yang masuk ke daerah ini bisa melalui beberapa jalur seperti jalur udara, air dan darat, sehingga orang luar daerah pun dengan mudah masuk ke Kabupaten Kotim ini. Hal itu tentunya tidak semua mendatangkan kebaikan, tetapi juga kejelekan termasuk juga paham-paham dengan aliran yang bisa menyesatkan umat.
“Masalah tersebut harus menjadi perhatian bersama karena bisa mengancam ketenteraman masyarakat dan umat. Terlebih lagi masuknya paham komunis, tentu harus kita bendung jangan sampai muncul, dan ini tantangan besar yang harus kita hadapi bersama. Paham-paham itu sangat mungkin masuk karena daerah kita ini sangat mudah diakses,” ujar Halikin.
Dirinya juga mengatakan Kabupaten Kotim memiliki jumlah penduduk sekitar 465.421 orang. Kalau dimasukkan dengan karyawan perkebunan dan pertambangan bisa mencapai 600 ribu. Kondisi itulah yang membuat potensi ini memungkinkan berbagai pemahaman masuk.
Maka dari itu diharapakan MUI Kabupaten Kotim harus mampu membekali dan membentengi masyarakat di daerah ini, sesuai motto Habaring Hurung yaitu bergotong royong.
“Untuk mengantisipasi paham-paham itu, pemerintah daerah dan MUI harus bekerjasama karena tidak mudah memberi pemahaman kepada masyarakat,” jelasnya.(bah/uni/kpfm101)