
KPFM, PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng mendapat Piagam penghargaan dari Asosiasi Guru Seluruh Indonesia (AGSI) Pusat. Penyerahan Piagam Penghargaan dilakukan saat acara Seminar Nasional AGSI Provinsi Kalteng yang diterima oleh Kepala UPT Taman Budaya Suraji S.H, M.Ap mewakili Kepala Disbudpar Kalteng Adiah Chandra Sari di Ruang Mahakam Hotel Royal Global Sabtu, 26/11.
Acara Seminar Nasional AGSI tersebut dibuka secara langsung oleh Kepala UPT Taman Budaya Suraji. Dalam kegiatan itu diikuti Puluhan Guru Sejarah se Kalteng baik melalui daring dan luring.
Kadisbudpar Kalteng Adiah Chandra Sari Dalam Sambutannya yang dibacakan Kepala UPT Taman Budaya Suraji mengatakan, sangat menyambut baik kegiatan tersebut, karena dapat merumuskan serta menetapkan langkah-langkah apa saja dan juga bagaiman agar sejarah Kalteng dapat lebih dikenal luas.
“Dengan seiring berkembang pesatnya teknologi saat ini dapat melalui media sosial, sejarah merupakan rentetan kejadian dan peristiwa yang terjadi di masa lalu,” katanya.
Dirinya berharap melalui kegiatan ini, dapat mengetahui sejarah Kalteng dengan lokasi dan tempat terjadinya peristiwa bersejarah.
“Pengetahuan sejarah Kalteng perlu dikenalkan sejak dini melalui dunia pendidikan tingkat SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi, sehingga generasi penerus punya rasa memiliki, dan bangga mencintai Kalteng,” ungkap Suraji.

Sementara Presiden AGSI Pusat Dr. Sumardiansyah Perdana Kusuma, M.Pd mengungkapkan diberikannya piagam penghargaan kepada Kepala Disbudpar Kalteng, karena atas perannya dalam mengadakan program-program peningkatan kualitas pendidikan, serta kompetensi Guru-guru sejarah SMA dan SMK yang di Kalteng.
“Pembelajaran Sejarah harus dibangun oleh guru-guru sejarah hebat dan berkualitas, perlu paradigmatik, penguasaan materi, perlu pemanfaatan model dan juga memahami kurikulum yang sedang berkembang,” tutur Sumardiansyah.
Dia menambahkan AGSI tingkat Nasional dan Tingkat daerah mendorong, agar sejarah dan kebudayaan Kalteng menjadi mata pelajaran yang bersifat Muatan Lokal (mulok), Karena nanti arahnya mata pelajaran sejarahnya bermuatan lokal. Maka Guru-guru Sejarahnya harus diperkuat dengan pelatihan-pelatihan. (Dha-KPFM)