
awaPos.com – Sebanyak tujuh kampus top asing, antre masuk Indonesia. Masuknya kampus asing di Indonesia, menjadi sorotan di kalangan dosen. Mereka berharap kampus top dunia itu tidak serta merta mendatangkan tenaga pengajarnyadari kampus induk di luar negeri.
Selebihnya dosen-dosen lokal juga bisa mendapatkan akses yang setara untuk bekerja di dalamnya. Selama memenuhi kualifikasi akademik. Aspirasi dari kalangan dosen terkait masuknya sejumlah kampus asing ke Indonesia itu, di antaranya disampaikan Ketua Forum Dosen Akuntansi Publik (FDAP) Prof Ali Muktiyanto. “Kami tidak mempermasalahkan masuknya mereka (kampus asing). Karena kami bicara kualitas,” kata Ali Muktiyanto usai pembukaan Rapat Kerja Tahunan FDAP 2023 di Universitas Terbuka pada Rabu (26/7).
Ali mengatakan, masuknya kampus asing di Indonesia sangat terikat dengan regulasi soal kepegawaian atau ketenagakerjaan. Termasuk komposisi pegawai dari luar negeri dan dari dalam negeri. “Regulasi membuat aturan seperti itu. Tidak serta merta asing semua dibawa ke sini,” kata Ali Muktiyanto.”Selama yang bersangkutan memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar kampus, aksesnya tetap terbuka. Kami juga siap mengisi jabatan penting di dalamnya,” katanya. Untuk itu, Ali bersama para dosen lokal terus berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (komedikbudristek) soal masuknya kampus asing ini. Sehingga, kampus asing yang masuk ke Indonesia itu beroperasi sesuai dengan ketentuan.Ali menegaskan, para dosen selalu berpandangan satu kampus dengan kampus lain, termasuk kampus asing, bukan sebagai kompetitior. Tetapi sebagai mitra untuk saling bekerja sama. Khususnya kerja sama di ranah akademik, seperti penelitian dan lainnya. Sehingga, kampus lokal maupun cabang luar negeri, bisa berkembang dan maju bersama.Sebagaimana diberitakan, komendikbudristek mengumumkan ada tujuh kampus top dunia yang akan membuka cabang di beberapa kota di Indonesia. Yaitu Daekin University dan Lancaster University di Bandung. Kemudian Kings’s Collage London, Western Sydney University, dan Georgetown University di Surabaya. Lalu Curtin University dan Manchester University di Denpasar. (jpc/kpfm)