DEBAT PILGUB
PALANGKA RAYA – Debat perdana pemilihan gubernur (pilgub) Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2024 bakal membahas terkait ekonomi. Menjelang debat yang akan dilaksanakan pada 14 Oktober itu, pengamat ekonomi dan dosen Universitas Palangka Raya Fitria Husnatarina menekankan pentingnya optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD).
Fitria membeberkan sejumlah poin strategis terkait pemanfaatan sumber-sumber PAD yang berpotensi mendukung pembangunan daerah. Menurutnya, terdapat banyak objek retribusi di Kalteng yang masih bisa dioptimalkan.
“Objek wisata, pasar, dan fasilitas umum yang dikelola pemerintah daerah bisa menjadi sumber retribusi yang lebih maksimal,” jelasnya.
Fitria menegaskan, pemerintah daerah perlu fokus pada optimalisasi sumber-sumber ini dengan harapan mampu menciptakan usaha yang berkontribusi secara finansial bagi PAD, tanpa mengabaikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Selain itu, Fitria menekankan pentingnya pemerintah daerah menetapkan target PAD yang realistis dan terukur, dengan memperhatikan berbagai indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan ketergantungan terhadap dana pusat.
“Dengan menetapkan target yang jelas, pemerintah daerah dapat mengarahkan seluruh sumber dayanya untuk mencapai target tersebut. Hal ini juga terkait dengan bagaimana daerah dapat mengurangi ketergantungan pada dana pusat dengan meningkatkan PAD,” tambahnya.
Dalam konteks pilkada, Fitria berpendapat bahwa para calon kepala daerah harus memiliki visi jangka panjang yang selaras dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN).
“Sinkronisasi program pembangunan daerah dengan RPJPN sangat penting, karena ini menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun strategi dan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dokumen RPJPN dan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) sudah tersedia sebagai panduan untuk memastikan pembangunan daerah berjalan sesuai dengan potensi yang ada.
“Kalimantan Tengah memiliki klaster wilayah dengan sektor unggulan masing-masing, mulai dari wilayah tengah, timur, hingga barat. Pemerintah daerah harus mampu mengidentifikasi sektor-sektor ini dan mengarahkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan lingkungan,” tambahnya.
Fitria juga menekankan bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan harus berjalan beriringan. “Jika kita berbicara tentang ekonomi, jangan tinggalkan lingkungan, begitu pula sebaliknya, keduanya harus saling mendukung,” tegasnya.
Menurutnya, pilkada Kalteng merupakan momentum penting untuk memilih pemimpin yang mampu memaksimalkan potensi PAD, menyelaraskan kebijakan pembangunan, dan membawa kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat. (zia/ce/ala/kpfm)