
PALANGKA RAYA-Selasa lalu (25/2) Bawaslu RI merilis tingkat indeks kerawanan pemilu (IKP) pemilihan gubernur dan bupati se-Indonesia. Kalteng menjadi salah satu provinsi pelaksana pemilihan gubernur (pilgub) yang dinilai rawan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng berharap agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalteng sebagai lembaga penyelenggara maupun Bawaslu selaku pihak pengawas pilkada, tokoh adat, agama, pemuda, dan elemen lainnya berperan aktif dalam mencegah terjadinya kerawanan ini.
Asisten I Setda Kalteng Hamka mengatakan, sejak pemilihan sebelumnya, Kalteng selalu disebut sebagai salah satu daerah rawan pemilu. Akan tetapi, pihaknya menampik pernyataan itu. Sebab, kenyataan yang terjadi selama ini, pelaksanaan pemilu di Kalteng selalu aman terkendali.
“Dari dahulu dikatakan seperti itu, tapi kita semua tahu, sejumlah pemilu yang pernah digelar, mulai dari pilpres, pileg, pilgub, hingga pilbub di Kalteng ini selalu berlangsung aman,” katanya saat diwawancarai usai membuka rapat koordinasi (rakor) program pembangunan dan pemberdayaan desa (P3MD), di Swiss-Belhotel Danum Palangka Raya, Kamis (27/2).
Diungkapkannya, isu ini jangan sampai memperkeruh suasa jelang pelaksanaan pilkada yang akan digelar 23 September mendatang. Pihaknya meminta agar tokoh-tokoh politik di Bumi Tambun ini bisa menciptakan suasana politik yang damai di Kalteng.
“Tentu saja, ini harus disikapi dengan kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat. Semua pihak turut berperan dalam mewujudkan pilkada damai,” ungkapnye kepada awak media.
Dijelaskan Hamka, dalam menyikapi rilis yang dikeluarkan Bawaslu RI beberapa waktu lalu, KPU Kalteng selaku penyelenggara pilkada maupun Bawaslu Kalteng selaku pengawas harus proaktif mengantisipasi potensi kerawanan. Salah satu cara yakni yang bisa ditempuh adalah dengan mengintensifkan sosialisasi pilkada kepada semua elemen dan lapisan.
“Termasuk pihak aparat dan pemerintah daerah (pemda) juga harus iktu berperan dalam hal ini,” tegasnya.
Lebih lanjur dikatakan Hamka, IKP yang dirilis Bawaslu RI mesti dijadikan warning, agar mengingatkan semua pihak untuk menciptakan situasi pilkada yang aman dan damai. “Saya juga berharap tingkat partisipasi pemilih juga meningkat kali ini, mesti lebih dari 70 persen,” pungkasnya.(abw/nue/ala)