Anak Nelayan Dapat Beasiswa Pendidikan Perikanan

DISAMBUT: Kepala Dislutkan Kalteng Darliansjah menyambut kedatangan Alvi di Kantor Dislutkan Kalteng, belum lama ini.

Siap Berkontribusi Membangun Kalteng

PALANGKA RAYA-Meski berasal dari keluarga nelayan, tak menjadi penghalang bagi Alvi untuk meraih pendidikan tinggi. Ia membuktikan itu dengan meraih beasiswa pemerintah untuk menempuh dan menyelesaikan pendidikan yang diimpikannya. Kini Alvi telah kembali ke Kalteng. Anak nelayan asal Barito Selatan (Barsel) itu ingin berkontribusi membangun Kalteng, khususnya di bidang perikanan.

Alvi kecil sudah piawai dalam menangkap ikan cara tradisional, seperti memancing menangguk dan lainnya. Sejak kecil ia sudah diperkenalkan dengan dunia perikanan oleh orang tuanya yang berprofesi sebagai nelayan. Itulah yang membuatnya tertarik untuk lebih mendalami tentang perikanan.

Usai menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Alvi tertarik untuk mendalami ilmu perikanan. Lantas ia mengakses internet untuk mengumpulkan informasi terkait Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang saat ini telah berganti nama menjadi Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta.

Kemudian Alvi mengikuti tes di Kalimantan Timur. Keinginannya itu mendapat dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng, yang memberikan rekomendasi kepada perempuan berusia 24 tahun itu untuk menempuh pendidikan bidang perikanan.

“Sejak kecil saya sudah diperkenalkan bagaimana cara menangkap ikan, setelah lulus SMA tahun 2018, saya tertarik untuk lebih mendalami ilmu perikanan, saya ikut tes jalur khusus, sedikit berbeda dengan jalur umum, saat itu kemungkinan lolosnya 70 persen,” ucap Alvi.

Setelah melewati tes administrasi, tes kesehatan, dan wawancara, perempuan kelahiran Barito Selatan (Barsel) ini akhirnya dinyatakan lolos dan menjadi salah satu mahasiswi Politeknik AUP. Empat tahun menempuh pendidikan, akhirnya mendapat gelar D-4, kini ia kembali ke Bumi Tambun Bungai, tempat di mana ia mulai diperkenalkan dengan dunia perikanan. Selama empat tahun pendidikan, ada banyak ilmu yang didapatnya.

“Setelah empat tahun menempuh pendidikan, sekarang saya lebih banyak tahu tentang perikanan di Indonesia, saya juga mendapat pelajaran tentang apa itu kedisiplinan, senioritas, dan solidaritas,” ucap perempuan yang hobi berenang itu.

Setelah kembali ke Kalteng, tentunya Alvi punya keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah ia dapat di bangku kuliah.

“Perikanan di Kalteng ini sudah cukup berkembang dan lebih baikdari sebelumnya, harapan saya perikanan di Kalteng tetap dikembangkan, sehingga bisa menjadi penghasilan utama masyarakat,” tuturnya.

Alvi juga berharap sektor perikanan di Kalteng didukung dengan sarana prasarana memadai, khususnya dalam hal penangkapan ikan oleh masyarakat. Ia menilai perlu ada bantuan untuk masyarakat berupa kapal atau perahu serta digencarkan sosialisasi terkait penggunaan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan.

Sebagai lulusan Politeknik AUP, Alvi tentu ingin mendapatkan lapangan pekerjaan yang menjanjikan di bidang perikanan sehingga bisa terlibat dalam upaya membangun dan memajukan Kalteng.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng Darliansjah mengatakan, mahasiswa yang menempuh pendidikan perikanan pada sekolah-sekolah kelautan dan perikanan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) umumnya memperoleh beasiswa berupa pendidikan gratis, termasuk biaya hidup asrama ditanggung. Terlebih jika mendapat rekomendasi dari pemerintah daerah melalui dislutkan.

“Namun beasiswa memang berasal dari sekolah, bukan dari dislutkan,” katanya.

Selain Alvi, ada juga putra-putri Kalteng yang saat ini menempuh pendidikan di Politeknik AUP maupun sekolah perikanan lainnya. Alumni Politeknik AUP asal Kalteng juga sudah cukup banyak. Di antara ada yang sudah bekerja pada instansi pemerintah, baik di KKP, pemerintah daerah tingkat provinsi, maupun pemerintah kabupaten.

“Dislutkan Kalteng selalu aktif dalam mempublikasikan dan menyosialisasikan pengumuman jika ada penerimaan mahasiswa baru,” ucapnya.

Selain itu, dukungan dislutkan juga diberikan dalam bentuk rekomendasi dan bantuan informasi serta menghubungi jejaring di KKP ataupun di daerah. Dislutkan juga selalu mengimbau mahasiswa yang telah lulus kuliah untuk kembali ke Kalteng, sehingga bisa ikut membangun daerah ini sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki.

“Karena lapangan pekerjaan di bidang kelautan dan perikanan di Kalteng cukup luas. Alumni tidak selalu harus bekerja di pemerintahan, karena saat ini tidak ada ikatan dinas antara alumni dengan pemda,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Darli, para alumni sekolah perikanan selalu diimbau untuk kembali ke daerah masing-masing agar dapat menjadi agen perubahan terhadap praktik-praktik perikanan di daerah masing-masing. Rekomendasi dari Dislutkan Kalteng diprioritaskan untuk diberikan kepada anak-anak dari keluarga pelaku usaha perikanan, seperti pembudi daya ikan, nelayan, pedagang ikan, dan masyarakat pesisir.

“Namun tidak tertutup kemungkinan rekomendasi diberikan bagi siswa-siswi lain yang juga memiliki ketertarikan untuk belajar tentang kelautan dan perikanan,” tegasnya.

Darli menegaskan, dislutkan tentu menginginkan agar alumni yang telah lulus dari sekolah perikanan sigap dan aktif dalam melihat dan mencari peluang serta membangun jaringan. Tidak hanya menunggu untuk mengikuti tes CPNS, karena ada banyak peluang lain untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan. “Jangan malu untuk memulai pekerjaan apapun, meskipun itu dimulai dari hal yang kecil, alumnus yang telah memperoleh beasiswa dan mendapatkan ilmu secara gratis, diharapkan dapat kembali ke daerah asal untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dan turut membangun Kalteng di bidang perikanan,” pungkasnya. (abw/ce/ala/kpfm101)

274 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.