jpnn.com, CIANJUR – Mitrayana alias Mimit (26) dan Sandi Anugrah (28) hanya bisa tertunduk saat dihadapkan di depan puluhan awak media di Mapolres Cianjur. Tak sedetik pun kepalanya terangkat.
Pelaku pembunuhan terhadap Nandang, warga Cianjur, Jawa Barat, ini menjadi buronan Polres Cianjur selama empat tahun. Kasus pembunuhan itu terjadi pada 13 Maret 2016 silam.
Di hadapan awak media, Mimit mengungkap empat tahun pelariannya yang tak sekalipun merasa tenang. Apalagi, ia ikut memukuli Nandang hingga tidak bernyawa di sebuah kebun teh di Kecamatan Cibeber.
“Saya menyesal, Pak,” tuturnya.
Mimit masih sedikit lebih beruntung jika dibanding Sandi Anugrah yang jadi pelaku utama dalam pembunuhan itu.
Kedua kaki Sandi dibalut perban di bagian bawah lutut. Dua timah panah itu menembus kakinya karena dia berusaha melarikan diri saat akan ditangkap Satreskrim Polres Cianjur.
Mimit mengaku, sejumlah kota di Pulau Jawa, Sumatera sampai Kalimantan pernah menjadi persembunyiannya. Untuk bertahan hidup, ia rela bekerja apa saja. Mulai dari buruh serabutan, kuli angkut sampai tukang bersih-bersih.
“Terus terang selama empat tahun ini saya tidak bisa tidur nyanyak. Selalu teringat wajah korban, Pak,” ucapnya, lirih.
Diceritakannya, pernah saat ia bekerja sebagai buruh sebuah perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. Untuk menghilangkan bayang-bayang korban, ia lalu pindah ke Jawa Tengah.
“Tapi masih ingat terus wajah Nandang. Saya bimbang, Pak. Lemes badan saya kalau ingat,” ujarnya.
Hal lain yang hati dan pikirannya makin tak karuan yakni istrinya yang selama ini tidak mengetahui bahwa dia ikut berperan menghabisi nyawa Nandang.
“Istri tidak tahu kalau saya membunuh,” ucapnya.
Dalam peristiwa itu, Mimit mengaku dirinya hanya ikut memukul korban di bagian dada, menendang, lalu mendorong Nandang setelah terjatuh.
“Saya pukul dadanya, lalu saya dorong,” katanya.
Mimit mengatakan, ia juga sempat bingung ketika Nandang sudah tak bernapas. Dengan menggunakan motor, ia bersama temannya membawa korban ke arah Cianjur selatan.
Tiba di hutan pinus kawasan Cibeber ia mendorong korban ke arah lereng dan menggeletakannya begitu saja. “Sekarang saya siap menerima hukuman apa pun untuk menebus semuanya,” kata Mimit. (radarcianjur