Dua Bulan Meneliti Musla, Berhasil Masuk Final Nasional  

Siswa MAN Kota Palangka Raya Ikut Lomba Peneliti Belia

MENERIMA PENGHARGAAN: Zhelri Nadzmi (dua dari kanan) bersama Muhammad Bahrani menerima sertifikat lomba penelitian belia. Foto: DOK PRIBADI UNTUK KALTENG POS

Berawal dari perbincangan santai dengan tetangga yang mengeluhkan soal kebun yang tidak produktif akibat cuaca ekstrem, menggugah keingintahuan Zhelri bagaimana yang perlu dilakukan petani Kalimantan agar kebun mereka tetap berproduksi meski dilanda cuaca ekstrem.

MUTOHAROH, Palangka Raya

PAGI itu, saya (penulis) bertemu dengan kepala sekolah MAN Kota Palangka Raya Ahmad Fauzi. Lalu saya diantar untuk bertemu Zhelri Nadzmi, siswa yang meneliti tentang mulsa, yang cocok digunakan untuk melindungi tanah pertanian dari cuaca ekstrem.

Siswa yang kerap disapa Zhelri itu merupakan siswa yang sangat aktif. Tidak hanya di bidang akademik, seperti melakukan penelitian. Siswa yang kini duduk di bangku kelas XII sekolah menengah atas (SMA) itu juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti bersosialisasi dengan teman sebaya maupun dengan masyarakat sekitar. Anak kedua dari empat bersaudara itu sering berinteraksi dengan tetangga. Bahkan ada tetangga yang mengeluh kepadanya soal tanaman di kebun yang mati akibat cuaca ekstrem.

“Emang suka sih baca tentang isu-isu terkini. Saat itu yang paling banyak adalah tentang cuaca ekstrem, yang bisa tiba-tiba panas banget, terus hujan deras. Kan kasihan para petani yang punya kebun atau lahan pertanian, karena bisa saja gagal panen. Kebetulan ada tetangga yang emang punya kebun dan mengeluhkan hal yang sama. Jadi kepikiran buat meneliti terkait cuaca ekstrem,” kata putra dari pasangan Helmi Supriyanti dan Adriansyah itu. 

Awalnya Zhelri hanya ingin meneliti tentang cuaca ekstrem. Namun guru pembimbing memberi arahan agar penelitiannya itu disertai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada. Akhinya dipilihlah mulsa sebagai solusi.

Mulsa merupakan material penutup tanaman yang dapat menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit, sehingga membuat tanaman bisa tumbuh dengan baik. Dalam penelitiannya, Zhelri lebih sering berdiskusi dengan sang ayah, yang merupakan orang Dayak dan sangat memahami karakteristik tanah Kalimantan.

Berdasarkan hasil diskusi dan penelitian lapangan bersama Muhammad Bahrani yang merupakan partnernya, disimpulkan bahwa mulsa bisa menjadi solusi dalam menjaga kondisi tanah untuk perkebunan di Kalimantan, yang mana cuaca sering berganti dan cukup ekstrem. Penelitian terkait mulsa sebagai strategi pengembangan pola pertanian masyarakat suku Dayak Ngaju dalam menghadapi perubahan iklim itu memakan waktu sampir dua bulan.

Namun siswa berusia 17 tahun itu merasa penelitian itu yang paling cepat dibandingkan penelitian lain yang pernah dilakukannya, sekaligus penelitian yang paling sempurna. Namun ada satu hal yang sangat disesalkan Zhelri. Karena keterbatasan waktu dan kurang mahir dalam berbahasa Inggris, hasil penelitiannya itu tidak masuk final ke tingkat nasional di Jakarta. Hanya menang di tingkat provinsi pada Lomba Penelitian Belia.

“Penelitian ini memakan waktu sekitar dua bulan, tetapi itu penelitian yang paling cepat dan paling sempurna di antara yang lain. Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan kurang mahir dalam bahasa Inggris, jadi enggak bisa masuk, kan kalau mau masuk ke tingkat nasional harus bikin video presentasi dalam bahasa Inggris, sedangkan saya masih kurang fasih berbahasa Inggris, mau berlatih pun waktunya hanya tersisa seminggu, jadi enggak sempat,” tuturnya.

Meski demikian, Helmi Supriyanti selaku guru BK di MAN Kota Palangka Raya dan sekaligus ibunya, terus memberi dukungan positif. Mengingat saat ini putranya itu duduk di bangku kelas XII, sang ibu selalu mengingatkan untuk membagi waktu jika ingin mengikuti perlombaan atau penelitian lainnya. Namun Zhelri lebih memilih untuk fokus menyiapkan diri menghadapi ujian nasional, melepaskan satu per satu kegiatan sekolah dan organisasi.

“Kalau orang tua sih sebenarnya selalu dukung kalau aku mau nulis atau ikut lomba-lomba yang lain. Mama selalu yakin bahwa aku bisa bagi waktu, tetapi aku mau fokus belajar saja. Sekarang mencoba untuk melepaskan satu per satu kegiatan dan organisasi, karena aku mau fokus persiapan ujian akhir sekolah,” pungkasnya. (*/ce/ala/kpfm)

453 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.