SUKAMARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukamara menegaskan komitmennya dalam menanggulangi penyakit masyarakat (pekat) di daerah. Pihaknya tidak manampik jika masih ada prostitusi terselubung yang beroperasi di kabupaten yang berjuluk Bumi Gawi Barinjam tersebut.
Wakil Bupati Sukamara H Ahmadi mengatakan, masalah penyakit masyarakat menjadi masalah setiap daerah, tidak terkecuali di Kabupaten Sukamara. Untuk itu pihaknya mengaku akan memilih langkah persuasif demi kamanusian.
“Saya kira tindakan yang akan diambil cukup dengan tindakan persuasif saja, karena kemanusiaan, dan mereka adalah orang yang juga mencari rejeki, hanya saja jalannya yang salah,” ujar Ahmadi, belum lama ini.
Pemkab Sukamara menegaskan komitmennya untuk mengatasi masalah penyakit masyarakat dan penanganannya akan difokuskan pada pendekatan atau pembinaan secara kemanusiaan.
“Kami tegaskan tidak ada sanksi yang berlebihan, karena selama ini juga sudah kita berupaya terus untuk mengatasi masalah (pekat) ini, yang jelas lebih kepada pembinaan secara kemanusiaan,” jelasnya.
Seperti diketahui sejumlah tempat prostitusi terselubung masih beroperasi di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sukamara, Lamandau tepatnya di Desa Kenawan atau yang akrab di sebut Simpang Kenawan.
Di wilayah yang masuk Kecamatan Permata Kecubung, Kabupaten Sukamara tersebut, petugas merasa kesulitan untuk melakukan penertiban lantaran terkendala administrasi wilayah perbatasan. Apalagi di wilayah tersebut merupakan jalur pertemuan jalan yang menghubungkan Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat dan Lamandau, dan menjadi tempat beroperasi perusahaan perkebunan yang menjadi daya tarik bagi pelaku penyakit masyarakat.
“Permasalahan tapal batas ini memang sudah menjadi kendala sejak lama, dan tidak mudah diselesaikan karena memang ada kepentingan politis dan ekonomi terlebih wilayah tersebut masuk wilayah perusahaan perkebunan,” imbuhnya.
Wabup menambahkan, sejatinya lokasi pekat masuk di wilayah Kabupaten Sukamara, dan kendaraannya hanya sedikit saja. Namun saat hendak dilakukan pengamanan oleh petugas, para pelaku pekat akan menyeberang sedikit keluar batas wilayah Kabupaten Sukamara.
“Inilah yang menjadi kendala petugas di lapangan, salah satunya terkait masalah tapal batas,” pungkasnya. (lan/uni/nto)