Quality Time Bersama Pasangan Pengaruhi Pola Asuh Anak

MENIKMATI MOMEN: Nabila Gardena kali pertama mengajak baby Zee naik pesawat terbang akhir tahun lalu ke Bali. Selain momen bertiga, dia rutin mengagendakan couple time dengan suami. Anak-anak dititipkan kepada ibunda Nabila.
(Nabila Gardena untuk Jawa Pos)

Setelah hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan suami istri, rasa bahagia memuncak. Namun seiring berjalannya waktu, sering muncul rasa iri atau cemburu. Misalnya, suami yang merasa tersingkirkan karena sang istri lebih sibuk dengan anaknya atau sebaliknya. Hal itu bisa diatasi dengan menerapkan quality time bersama pasangan.

Satu hal yang kerap terlupakan ketika suami dan istri telah mendapat peran sebagai orang tua adalah meluangkan waktu berdua. Hal itu kerap dianggap kurang penting. Padahal, meluangkan waktu berdua dengan pasangan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, loh.

Ratna Sari, SPSi MPsi Psikolog CH CHt CPNNLP selaku konselor perkawinan profesional dan konselor konflik keluarga menjelaskan bahwa meluangkan waktu bersama pasangan bisa dimulai dengan cara yang sangat sederhana.

Misalnya, mengobrol bersama saat anak sudah tidur. Ratna juga memberi contoh situasi lain ketika ibu baru melahirkan bayinya. Quality time dengan suami bisa dilakukan dengan saling sharing saat ibu sedang memompa ASI (pumping) atau menyusui.

Quality time yang baik mampu membuat pasangan merasa saling dihargai, mencintai, dan kemudian tercipta harmonisasi di dalam keluarga.

Hal itulah yang dirasakan influencer Nabila Gardena. Setelah menikah pada Desember 2020, Nabila dikaruniai seorang anak laki-laki yang kini telah berusia sepuluh bulan. Nabila dan sang suami masih sering meluangkan waktu berdua kendati mereka tidak mendapat bantuan dari babysitter. Nabila dan sang suami kerap berkencan di luar rumah setidaknya seminggu sekali. Sementara itu, sang anak dititipkan kepada ibu Nabila.

Quality time dengan pasangan yang baik dapat menunjukkan kekompakan. Salah satunya terkait pola asuh. Adanya masalah yang muncul dapat dengan mudah diatasi karena komunikasi terjalin dengan lancar. Anak pun dapat menjadikan orang tuanya sebagai contoh lingkungan yang sehat dan nyaman.

Kekompakan suami istri juga menutup celah anak dalam memanfaatkan situasi. Misalnya, ketika anak membutuhkan A, dia akan ke ibu atau jika anak butuh B, dia akan ke ayah. (jpc)

596 Views

Leave a Reply

Your email address will not be published.