
Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), mengatakan para orang tua disarankan memilih permainan yang aman sesuai SNI. dan perhatikan usia anak untuk memilih permainan yang tepat.
Maraknya permainan lato-lato yang kini viral dan dimainkan semua usia, membuat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hadir untuk memberi tips bagi orang tua untuk memilihkan mainan terbaik bagi anak. Salah satu syaratnya adalah harus aman dan sesuai usianya.
Bernie yang ditemui secara virtual pada senin (16/1) mengatakan untuk balita, berikan mainan khusus balita yang dirancang berbagai kemampuan dasarnya, misalnya puzzle atau lego yang dapat membantu melatih konsep-konsep dasar, bentuk warna besaran untuk melatih motorik halus pada anak. Sesuai dengan perkembangan fisik mental dan sosial anak. Mainan anak juga harus bersifat multifungsi. Satu mainan dapat melatih stimulasi dan problem solving atau menyelesaikan masalah.
Bunda intip yuk.. mainan yang cocok dengan si buah hatinya.
Usia 0-2 tahun
Fase awal anak memiliki kemampuan yang didominasi oleh sensori motor, bantu perkembangan dan kemampuan mengenali warna, bau dan tekstur. Permainan yang bisa dipilih adalah cilukba, melatih suara penglihatan bonding, bermain cermin senang lihat wajah. Selain itu Bunda juga dapat memainkan Rattle, gemericik, kincringan, Squeeze toys teethers, dan Push and pull toys bersama si buah hati. Mainan dengan cahaya karena sudah memiliki kemampuan visual mengenal warna. Ring stack boneka jari boneka tangan bareng si kecil juga dapat menjadi variasi mainan pilihan.
Usia prasekolah (3-5 Tahun)
Fase ini dapat mengembangkan rasa keja sama dan kemampuan sosialisasi, sehingga anak membutuhkan mainan yang dapat meningkatan kerjasama tim. Permainan tradisional seperti petak umpet atau permainan gasing.
Usia 6-9 tahun
Difase ini anak mulai tertarik untuk eksplorasi berbagai hal baru yang ada di sekitarnya, sehingga permainan yang memancing minat petualangan mereka akan lebih disarankan.
Usia Sekolah (10-18 Tahun)
Fase ini anak memiliki kemampuan merangsang kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas. Selain itu, meningkatnya kecepatan daya pikiran, kemampuan perencanaan, penyelesaian masalah. Permainan yang cocok dimainkan oleh anak contohnya permainan olahraga sepak bola atau bulu tangkis. (jpc)